CINTA IS LOVE

 
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Mukadimah ~
 
PERKATAAN "CINTA" akan memberikan kesan yang berbeza bagi setiap orang yang mendengarnya, bergantung bagaimana pengalaman orang itu tentang cinta. Ada yang menganggap biasa saja, ada yang tersipu malu, ada yang memerah pipinya bahkan ada yang tersenyum bahagia, atau senyuman getir di bibir malah menghindari pandangan mata ketika ditanya (mungkin tak ingin diketahui rahsia yang pernah dialaminya tentang cinta).
Semakin "pahit" pengalaman atau cerita yang pernah terjadi maka biasanya pendapat yang dikemukan akan terdengar "buruk" atau mempunyai kesan yang negatif. Tetapi justru boleh juga menimbulkan kearifan kerana boleh memetik pelajaran yang berharga dari pahit getirnya cinta. Namun itu semua bergantung kedewasaan seseorang dalam menanggapi pengalaman batinnya tersebut.
Bagaimanapun rasanya cinta pada setiap orang, adalah sangat wajar jika setiap orang mempunyai pandangan yang berbeza, sekalipun untuk sebahagian orang pandangan tersebut mempunyai rasa egois, "sakit" atau terlalu berlebihan sehingga tidak masuk akal. Bahkan seringkali kita sulit untuk mengistilahkan secara tepat bagaimana rasanya cinta tersebut. Mungkin jika kita diminta untuk mengemukakan pendapat tentang sesuatu hal maka dengan lancar dan mudah kita akan menjabarkan secara terperinci dan tepat. Tetapi jika tentang CINTA? Kelihatannya sulit untuk memberikan huraian lengkap secara tepat tentangnya.
Berbicara tentang cinta tak akan pernah habis-habisnya, terlebih lagi bagi yang sedang "dimabuk" cinta, banyak epik dan cerita lucu tentang cinta, ada yang mengatakan jika cinta datang maka orang yang begitu diam boleh mendadak menjadi pandai bicara atau boleh menuliskan berlembar-lembar puisi tentang cinta. Cinta yang datang akan disertai berbagai reaksi, bagi sebagian orang akan lebih memperhatikan penampilannya, ia boleh saja kelihatan semakin cantik dan tampan kerana "hatinya terus bernyanyi" sehingga keceriaan tersebut terpancar dimata dan wajahnya. Ada pula yang dengan suka rela kehilangan miliknya kerana ingin berkorban agar mendapatkan sebuah cinta.
Begitu dasyatkah cinta sehingga boleh mengubah orang menjadi berbeza. Bercerita tentang cinta tidak boleh dengan logik sahaja kerana cinta tiada ada hubungannya dengan rasionaliti tetapi cinta erat sekali hubungannya dengan perasaan. Sempena menyambut hari Velentine ini, Ikuti artikel hasil pemikiran dan pandangan peribadi serta berbekalkan sedikit pengalaman saya tentang cinta.
2
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Jatuh Cinta ~
 
Ada dua proses jatuh cinta yang biasanya disebut orang. Pertama terjadi secara tiba-tiba, atau yang dikenali dengan "love at the first sight" (cinta pandang pertama). Dan yang kedua terjadi setelah melalui proses interaksi, atau dalam pepatah Jawa mengatakan "tresno jalaran saka kulino" (cinta yang terjadi setelah pertemuan yang berulang-ulang).
Love at the First Sight
Jatuh cinta "segera" seperti ini, seperti istilahnya, tertumpu pada ketertarikan visual yang ditangkap oleh panca indra. Tentu saja yang ditangkap panca indra ini adalah penampilan fizikal. Bila ada gadis cantik, seksi, dan manis serta ayu, tentu dia akan jadi korban dari banyak first-sight love dari para lelaki di persekitaranya.
Banyak lakonan drama cinta seperti ini adalah terdiri dari kaum lelaki, kerana tidak dinafikan bahwa kaum lelaki ternyata masih memiliki sense untuk tertarik pada kondisi fizikal lawan jenisnya sebagai faktor utama. Kerana sifatnya yang "segera", maka first sight love ini boleh terjadi berulang-ulang pada ramai wanita yang cantik atau lelaki yang tampan. Namun, cukup banyak cinta seperti ini menjadi awal untuk hubungan yang lebih serius bagi banyak pasangan.
Tresno Jalaran Saka Kulino
Jatuh cinta seperti ini keliahatan lebih matang dan kukuh, kerana panah asmara tidak begitu saja memacak apabila sepasang anak manusia bertemu. Ada proses panjang sebelum busur panah asmara dipacakkan, di mana pasangan tersebut saling mengenali, berinteraksi hingga masing-masing tahu kelebihan dan kekurangan setiap individu diantara mereka, hingga kemudian terjadi keserasian yang berakhir pada pertalian kasih seterusnya melahirkan rasa sayang di antara keduanya.
Pada jatuh cinta seperti ini, pertimbangan kondisi fizikal bukanlah faktor utama lagi. Keserasian lebih tepat disebut sebagai faktor utama agar jatuh cinta seperi ini boleh terjadi. Sebagai individu yang pasti memiliki keinginan untuk sharing (berkongsi) dan menyatakan untuk saling mememerlukan, memberikan peluang terjadi match (keserasian) perasaan dengan lawan jenis yang boleh menimbulkan perasaan suka yang berlanjutan menjadi cinta seterusnya melahirkan sayang.
Pengistiharan
Jika seseorang jatuh cinta pada lawan jenisnya, apa yang kemudian terjadi? Tentu saja harus didorong oleh pengistiharan, atau menyatakan cinta secara eksplisit kepada lawan jenisnya. Kultur negara-negara di Asia tidak mengizinkan bila wanita yang mengambil inisiatif pengistiharan cinta ini. Perkara inilah yang menjadikan ia suatu masalah yang pelik apabila si lelaki tidak mampu menangkap signal cinta dari si wanita, atau si lelaki tidak memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.
Bagi wanita, pengistiharan cinta yang eksplisit adalah cukup esensial kerana berfikir bahawa dia tidak ingin agar cintanya bertepuk sebelah tangan. Namun, bagi si lelaki, ketakutan akan penolakan menjadikan pengistiharan ini perkara yang memerlukan keberanian yang cukup besar untuk mengungkapkannya. Akhirnya ada sebentuk pengistiharan cinta eksplisit yang berbentuk surat agar si lelaki tidak perlu bertatap muka langsung sehingga menghapuskan kebimbangang kemungkinan penolakan secara langsung dari si wanita yang dicintainya di depan mata si lelaki tersebut.
Menurut anda, proses manakah yang ideal bagi seseorang untuk jatuh cinta? Dan benarkah seorang wanita "diharamkan" untuk mengutarakan rasa cintanya kepada lawan jenisnya terlebih dahulu? Hanya anda sendiri yang dapat menjawabnya. Kerana ianya bersifat sangat eksklusif dari individu yang sedang jatuh cinta itu sendiri.
3
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Jatuh Cinta Berjuta Rasanya ~
 
KISAH kasih sepasang anak manusia sudah begitu kerapnya dijadikan bahan cerita yang hadir di tengah-tengah kita dari masa ke masa, baik dalam bentuk cerita turun-temurun, buku, filem, mahupun sandiwara radio. Ada cerita yang diilhami dari kisah nyata, tapi ada juga orang yang kisah cintanya seperti dalam filem. Sebenarnya apakah yang dikatakan dengan cinta itu? Mengapa topik yang satu ini seperti tidak ada habis-habisnya untuk diceritakan, dibahas, dan diperdebatkan? Yang lebih penting lagi, apa arti cinta bagi remaja?
Berbagai terminologi digunakan orang untuk melukiskan bagaimana rasanya jatuh cinta itu. Ada yang bilang bahwa jatuh cinta itu serasa indah sekali, sehingga semua di sekeliling kita juga terasa indah. Ada yang bilang bahwa cinta terasa menyesakkan dada sehingga harus diungkapkan kepada pihak yang dijatuhi cinta. Cinta membuat kita berdebar-debar, berkeringat, dan salah tingkah bila berada dekat si dia.
Semua itu sebenarnya merupakan fasa ketertarikan yang boleh dijelaskan secara psikologi maupun fisiologi. Pada saat kita tertarik pada seseorang, otak kita mengirimkan signal ke tubuh untuk memproduksi hormon tertentu yang akhirnya memunculkan reaksi-reaksi seperti di atas. Siapa yang boleh membuat kita tertarik tentunya sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi serta bagaimana kita tumbuh menjadi remaja dan seterusnya dewasa dalam lingkungan tertentu.
Sebagai bahagian dari satu pakej yang dikenali dengan istilah pubertas (masa peralihan), bersamaan dengan adanya perubahan fizikal, emosional, dan seksual, remaja juga mula mengalami perasaan tertarik pada lawan jenis (atau, dalam kes homoseksual dan biseksual, pada sesama jenis) yang diikuti dengan perasaan jatuh cinta. Perkara ini merupakan suatu perkaral yang normal, walaupun tidak bermakna bahwa remaja yang belum pernah jatuh cinta memiliki masalah.
Menurut kajian yang dilakukan oleh Jackson (2001), remaja cenderung jatuh cinta pada orang yang sudah dikenalinya dengan baik, seperti kawan sekolah, rakan bermain atau jiran tetangga (yang kebelakangan ini jarang terjadi di bandar-bandar besar di mana interaksi antara jiran sangat berkurangan dibandingkan di bandar kecil). Begitu besarnya tekanan dan pengaruh rakan sebaya bagi remaja, biasanya remaja juga akan jatuh cinta dengan orang-orang yang disetujui oleh sahabat-sahabatnya.
Dengan hadirnya internet di dunia kita pada hari ini, maka interaksi kita dengan orang lain juga lebih bervariasi. Yang sebelum ini berkenalan harus secara fizikal (bertemu di sekolah, di jalan, di hentian bas, atau di acara-acara tertentu), sekarang remaja dengan mudahnya berkenalan dengan orang asing melalui chatting di internet, sekaligus juga membuka peluang untuk jatuh cinta. Namun, seperti pernah di bahas di beberapa forum lelaman web tentang cinta, keindahan dunia maya tidak selalu disertai dengan keindahan di dunia nyata. Banyak orang memalsukan identitinya di internet untuk mengambil manfaat dan keuntungan sendiri dari rakan boraknya. Perkara inilah yang mesti harus kita waspadai.
Cinta pada pandangan pertama
Walaupun filem, buku, dan media massa sering menyebut-nyebut tentang cinta pada pandangan pertama, banyak orang yang berpendapat bahwa perkara ini hanya membesar-besarkan romantisme dan sangat jarang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Mereka berpendapat bahwa akan sulit mencintai seseorang yang kepribadiannya belum dikenal pasti secara lebih jauh dan dalam. Ketertarikan memang tidak boleh begitu saja disamakan dengan cinta, jika memikirkan betapa cinta melibatkan emosi yang lebih dalam.
Budaya pop, terutama media massa lebih memusatkan perhatian pada cinta romantis, sehingga mempengaruhi banyak orang untuk berfikir bahwa inilah bentuk cinta sejati yang harus dimiliki setiap pasangan. Pada kenyataannya, menurut para pakar, cinta yang romantis hanyalah bahagian awal dari sebuah perjalanan panjang, dan banyak orang justru melakukan kesalahan fatal pada tahap ini. Tahap cinta berikutnya, walaupun tidak seintim cinta romantis, biasanya lebih dalam, lebih membahagiakan dan tentu saja lebih terasa nyaman kerana sudah mengenali pasangannya dengan lebih baik. Untuk mencapai tahap ini tentunya diperlukan waktu yang lebih lama, kerana dalam waktu tertentu itu pasangan boleh saling belajar baik tentang dirinya sendiri maupun pasangannya.
Jatuh cinta pada pandangan pertama dapat menjadi titik tolak dari perjalanan menuju cinta yang lebih jauh. Tapi sekali lagi, perkara ini boleh menjadi bahaya. Kerana pada awalnya kita sering mengira bahwa ketertarikan sama dengan cinta, tidak sedikit jumlahnya remaja yang tersilap dan menyerahkan segala-galanya kepada pasangannya kerana merasakan bahwa inilah cinta sejatinya.
Apakah seks sama dengan cinta?
Banyak remaja (terutama remaja wanita) yang melakukan hubungan seks bukan kerana mereka secara fizikal ingin melakukannya, namun hanya kerana mereka percaya bahwa mereka perlu memberikan kepuasan seksual kepada teman lelakinya agar tetap mencintai mereka. Mereka berfikir bahwa seks merupakan bukti cinta, mungkin juga kerana pasangannya selalu mengatakan perkara-perkara yang sedemikian.
Malangnya, pada beberapa kes, setelah mendapatkan seks, si lelaki justru memutuskan hubungan dan menganggap pasangannya "bukan wanita yang baik-baik". Perkara ini tentu sangat tidak adil bagi si wanita. Kalaupun pada saat melakukan hubungan seks si lelaki menggunakan kondom sebagai proteksi terhadap kehamilan dan infeksi jangkitan seksual, masih ada satu hal yang tidak boleh diproteksi, yaitu hati dan perasaan. Tentu, ditinggalkan kekasih hati akan terasa sangat menyakitkan, apalagi bila kita sudah merasa menyerahkan segala-galanya pada si dia.
Kerana itulah, kita harus berfikir seribu kali sebelum mengatakan "ya" pada hubungan seksual sebelum pernikahan. Fikirkan lagi konsekuensi yang boleh terjadi pada diri kita dan pasangan kita. Jangan mahu jadi korban, dan jangan membuat orang lain menjadi terkorban dari perilaku kita yang tidak bertanggung jawab. Kalau kita memang benar-benar cinta, tentunya kita akan sabar untuk menunggu saat yang paling tepat untuk melakukan hubungan seks (selepas pernikahan), dan tidak akan dengan mudah mengatasnamakan cinta demi seks atau seks demi cinta.
Nah dengan ini, kita mesti ingat bahwa masa remaja ini masa belajar, begitu juga dalam perkara tentang cinta. Selain menyikapinya dengan wajar, jangan lupa untuk menikmatinya. Jatuh cinta di masa remaja semestinya membawa kesenangan yang sifatnya positif bagi kedua belah pihak. Membuat kita lebih semangat belajar di sekolah dan menatap dunia dengan lebih cerah.
Makanya, kalau anda merasa bahwa pasangan anda (atau gaya parcintaan anda) membuat anda tidak bahagia, apalagi kalau sampai melibatkan kekerasan baik dalam bentuk fizikal, emosional, maupun seksual, mungkin sudah waktunya untuk meninjau kembali hubungan anda. Fikir lagi, mahu terus atau berhenti di sini sahaja. Kalau bingung, anda boleh meminta bantuan dari ibu bapa, guru, atau kaunseling ke Youth Center berdekatan.
4
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Mengenali Cinta ~
 
CINTA adalah sesuatu perbuatan yang membawa reaksi penumpuan terhadap sesuatu yang kita cintai, penumpuan yang melibatkan kasih sayang. Cuma apa yang boleh membuat kita dapat membezakan kasih sayang dengan cinta adalah cara kita menumpukan perhatian terhadap sesuatu. Biasanya sayang boleh di tujukan pada kesemua objek yang ada didunia ini sama ada hidup atau tidak hidup. Sebagai contoh, menyayangi seekor kucing sebagai tanda menyayangi binatang, menjaga pokok-pokok bunga sebagai tanda sayang pada alam semulajadi.
Cinta pula agak dalam ertinya. Kasih sayang boleh wujud tanpa cinta tetapi cinta mesti wujud bersama kasih sayang. Cinta lebih ditujukan kepada manusia lebih-lebih lagi pada zaman generasi muda terkini. Biasanya perkataan cinta merujuk kepada sesuatu yang disayangi lebih dari diri sediri. Sebagai contoh mencintai seorang kekasih. Jika kita sanggup bersusah payah demi seseorang tanpa mengira risiko yang tinggi atau mementingkan dirinya lebih dari kepentingan diri sendiri maka ia boleh dikatakan layak digelar sebagai cinta.
Cinta ada banyak jenis, bagi umat Islam cinta yang pertama lebih dari segala-galanya adalah cinta kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa kerana Allah yang mewujudkan cinta dan mencipta manusia. Cinta kedua adalah kepada Rasul yang memperjuangkan agama Islam. Cinta ketiga mengikut Islam adalah cinta kepada ibu-bapa kerana merekalah yang telah bersusah payah memberikan segala kebaikan yang mungkin kepada anak-anaknya. Dan cinta yang terakhir adalah kepada kekasih yang rata-rata biasanya bukan muhrim atau bukan dari keluarga atau hubungan persaudaraan yang jauh.
Tetapi semakin hari apabila zaman berubah dari masa ke semasa makna cinta turut berubah. Cinta lebih diungkapkan hanya kepada kekasih. Cinta kepada kekasih adalah merupakan isu yang paling utama berbanding cinta kepada selain dari kekasih. Ini kerana cinta kepada seorang kekasih biasanya wujud bersama-sama dua keadaan gembira yang mendalam dan kesedihan yang melampau.
Biasanya tujuan kita mencintai kekasih adalah supaya kita dicintai olehnya. Cinta kepada kekasih adalah merupakan satu ikatan yang boleh terputus bila-bila masa jika tidak dijaga dengan betul. Tidak seperti cinta ibu dan bapa walaupun kita tidak menjaga cinta kita terhadap mereka , mereka tetap tidak akan terputus hubungan dengan kita kerana darah mereka sentiasa mengalir di dalam tubuh kita. Oleh itu saya lebih suka menfokuskan cinta kepada seorang kekasih yang mana ia telah banyak membawa berbagai kontroversi pada masa kini.
Biasanya mencintai seseorang hanya boleh berlaku jika kita pernah melihat orang tersebut. Mungkin kerana sifat fizikalnya yang menarik atau telatahnya yang boleh mencuit hati dan memberikan kenangan manis kepada kita. Apalagi jika sudah selalu bertemu dan seperti biasa di setiap pertemuan juga memberikan kenangan manis kepada kita.
Apakah yang dimaksudkan menyenangkan hati. Sesetengah individu lebih senang dan gembira jika pasangan kekasihnya memiliki kebolehan yang sukar ditandingi oleh orang lain secara tidak langsung menaikkan harga dirinya. Tetapi tidak semua orang bersikap demikian. Ada juga individu yang lebih gemar kepada kalangan individu yang sederhana, mungkin kerana menganggap bahawa ia lebih selamat dan tidak perlu rasa risau ataupun mungkin juga niat tersebut datang dari sikap semulajadinya yang mengasihani, tidak pentingkan kebendaan dan sebagainya.
Tidak semua individu yang semata-mata mengikuti nafsu mereka dalam memilih kekasih. Nafsu tetap wujud, cinta tidak boleh wujud tanpa kehadiran nafsu. Adakah anda tahu apa itu nafsu? Nafsu boleh digambarkan sebagai sesuatu yang memberi galakan dalam melakukan sesuatu perkara. Sebagai contoh nafsu makan, nafsu untuk belajar, nafsu berbelanja dan sebagainya. Nafsu memberikan kita penumpuan terhadap apa yang kita lakukan. Oleh itu tidak hairan jika saya berkata bahawa nafsu wujud dalam hampir apa sahaja aktiviti yang kita lakukan. Cuma apa yang penting hanyalah berhati-hati apabila kita mengikuti nafsu kita. Nafsu boleh memihak kearah yang membawa kebaikan dan juga tidak terkecuali juga memihak kearah yang membawa kerosakan. Dan nafsu yang paling kuat sekali secara majoritinya di dunia ini ialah nafsu terhadap pasangan kekasih.
Selalunya perasaan mengambil berat adalah banyak berlaku diantara sepasang kekasih. Apa yang menarik mereka walaupun tiada ikatan keluarga tetapi mereka ini sudah saling bantu membantu, malah ada juga berkongsi rahsia walaupun sebelum ini rahsia tersebut tidak pernah diceritakan kepada mana-mana individu lain termasuklah keluarga, Apa yang telah mendorong situasi ini daripada berlaku. Situasi ini berlaku adalah kerana pasangan kekasih ini seolah-olah sudah menganggap diri diantara mereka sebagai sepasang atau pasti akan menjadi suami isteri suatu hari nanti.
Kita juga pernah mendengar ramai menyebut cinta palsu. Cinta palsu tidak wujud, tetapi cinta palsu yang dimaksudkan ialah tidak menyintai. Sebagai contoh jika seseorang kekasih menyukai anda kerana anda memiliki kemewahan dan bukan kerana sikap anda maka itulah yang sering dikatakan sebagai cinta palsu. Tetapi itu tidaklah menjadi soal sebab hati boleh berubah dan memang memilih itu perlu terutama perempuan kerana mereka akan menyerahkan diri mereka secara tidak langsung diri mereka akan terjejas dan tak salah jika ia memilih kebendaan untuk masa depannya asalkan ia tidak menggunakannya kearah yang salah atau mula menyombong diri.
Cinta tidak semestinya wujud pada masa itu juga. Sudah banyak individu yang bercinta selepas berkahwin terutama bagi pasangan yang dikendalikan oleh kehendak keluarga. Biasanya cinta yang paling seronok adalah apabila pasangan kita mengetahui keadaan kita yang sebenar dan menerima kita seadanya tanpa mengurangkan suasana kegembiraan sama seperti ketika dia belum mengetahui walaupun diri kita ini susah (biasa kalau kita senang semua orang suka). Cinta inilah yang boleh dikatakan benar-benar cinta.
Beza cara lelaki atau perempuan menyatakan cinta kepada pasangan yang diidamkannya agak berlainan. Lelaki memang ditakdirkan untuk memulakan episod cinta dan perempuan adalah jarang sekali memulakannya. Ini boleh dikatakan soal maruah dan ia telah menjadi adat turun temurun kultur negara-negara di Asia tentunya. Lelaki tidak boleh bersikap hanya menunggu untuk dipelawa kerana ini adalah sikap perempuan yang telahpun menjadi trademark mereka. Lelaki yang ingin menyatakan cintanya pada seseorang perempuan mestilah menyatakan secara tersurat lebih kurang pengakuan. Masalah disini ialah adakah perempuan itu suka atau tidak. Anda boleh tahu jika anda (lelaki) meneliti dengan betul. Jika perempuan tersebut menyukai seseorang lelaki biasanya dia mudah memberikan senyuman dan mudah memberikan perhatian kepada anda atau mengambil berat tetapi tidak menyatakan cintanya secara terang-terang melainkan secara tersurat.
Perempuan suka diekori dan pura-pura menjauhkan diri. Tetapi jika benar perempuan itu tidak suka, biasanya dia akan membuat reaksi seperti tidak layan atau bercakap dengan serius ataupun menceritakan jenis orang yang diminatinya untuk kita dengar dimana kebetulan tiada dalam diri kita. Tetapi itu bukan masalah, hati perempuan senang berubah jika anda menunjukkan hati murni anda dan sering berusaha menyatakan cinta anda padanya selalu. Pepatah si bijak pandai mengatakan, "hati wanita sekeras kerak nasi, bila di sirami air, maka ia pasti lembut juga".
Perempuan sukakan lelaki yang tidak berputus asa. Lelaki juga perlu ada egonya terhadap perempuan. Kalau anda terkena dengan perempuan yang jual mahal dan anda telah cuba banyak kali hingga pada satu tahap anda perlu berhenti dan memberi perhatian pada perempuan lain dengan hati yang seolah-olah tidak kecewa. Biasanya kalau anda sudah kerap, dengan tiba-tiba anda beralih pada yang lain, kemungkinan perempuan tersebut akan tertanya-tanya dan mungkin akan lahir rasa cemburu dan akhirnya menyesal. Jangan biarkan anda (lelaki) dianggap sebagai tiada tempat lain lagi selain dirinya. Jika tidak anda seolah-olah kurang bermaruah dan mungkin tidak dipentingkan olehnya.
Satu lagi perempuan sering takut jika dirinya disia-siakan oleh itu dalam zaman serba bijak kini perempuan lebih matang dan sering menguji sejauh manakah cinta seseorang lelaki. Biasanya perempuan jenis ini tidak mementingkan kebendaan tetapi kesetiaan. Kadang-kadang terdapat perempuan yang agak sensitif dan berpura-pura jual mahal dengan harapan lelaki tersebut akan memujuknya dan secara tidak langsung menghargai dirinya. Perempuan seperti ini biasanya adalah perempuan yang mementingkan maruah dan harga diri. Jadi jika anda adalah seorang lelaki maka sedarlah jika anda inginkannya anda seharusnya tidak ada sifat malu untuk menegurnya dan sepatutnya tidak harus mudah putus asa dan kadang-kadang anda terpaksa mengambil masa yang lama untuk memikat orang seperti itu. Apa yang perempuan mahukan ialah tumpuan hanya kepadanya dari seorang lelaki yang saling tidak putus asa untuk menyatakan dalamnya cinta kepada dirinya. Sebab itulah lelaki yang peramah atau mudah bergaul dengan perempuan mudah mendapat tempat.
Bagi lelaki mereka lebih sukakan perempuan yang tidak terlampau cemburu, dan kadang-kadang lagi perempuan tersebut jual mahal, lelaki akan lebih menyayanginya. Sebabnya ialah kerana terlalu memikirkan kenapa perempuan tersebut jual mahal sehinggakan nama perempuan itu sentiasa dalam ingatan. Itu pepatah yang mengatakan, "tak kenal maka tak cinta". Tapi adakalanya lelaki juga boleh kehilangan keyakinan dan seterusnya diam dan malu untuk mencuba lagi. Biasanya lelaki ini adalah lelaki yang sensitif. Lelaki yang sensitif biasanya setia dan takut kehilangan orang yang disayangi. Jadi bagi perempuan pandai-pandailah kawal cara anda jika benar anda juga ada menyimpan perasaan padanya.
Kesimpulan, cinta itu misteri dan sukar untuk ditentukan sehinggalah pasangan itu saling menyatakan dan biasanya dimulakan oleh lelaki. Dan ini bergantung kepada hati dan kekosongan atau citarasa diantara individu itu sendiri.
5
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Cinta Adalah Seni~
 
Seni bercinta adalah seni pengurusaan. Bercinta adalah mengurus ego seseorang yang kita cintai. Kita mengurus keperluan-keperluan emosi, psikologi dan sosialnya. Asas pengurusannya ialah 'Buat, buat dan buat serta Cuba, cuba dan cuba'. Dengan pengurusan begini ego seseorang yang kita kasihi akan sihat, segar dan bertenaga oleh apa yang kita lakukan padanya. Begitu juga sebaliknya. Egonya akan sakit, rosak dan binasa oleh apa yang kita lakukan. Bukan oleh apa yang kita niat dan rancang. Maka yang penting di sini ialah 'buat' termasuk 'cakap'.
Oleh yang demikian setiap malam, sebelum tidur, rancang apa yang akan kita lakukan untuk esok. Dan esok pagi buat perkara itu. Kalau malam itu kita rancang untuk memberinya hadiah, esoknya lakukanlah.
Orang yang kita cintai adalah pelanggan kita. Dia makan apa yang kita hidangkan. Dia nampak apa yang kita buat. Dia dengar apa yang kita ucap. Ingatlah yang "pelanggan adalah raja" dan "pelanggang tidak pernah salah". Dialah pembeli dan pengguna bahan yang kita hasilkan, ucapkan dan tampilkan. Dia mengguna tuala yang kita cuci, meminum sirap yang kita bacuh, menafsir apa yang kita ucapkan. Dia adalah raja. Dan dia tidak pernah salah. Dia tahu apa yang dia mahu. Dia akan menetukan apa yang dia mahu. Kalau dia mahu sirap yang kita hidangkan manis. Jangan lupa lebihkan gula. Hanya dia yang tahu apa yang dia mahu. Tekaan kita mungkin salah. Ramalan kita munkin meleset. Oleh itu kita perlu tanya pelanggan kita apa yang dia mahu. Dan ingat! Jangan berikan apa yang dia tidak suka.
Dalam mengurus seseorang yang kita cintai, tanya apa keperluan emosinya. Tanya kenapa dia suka kemanjaan. Kenapa dia suka kita berambut panjang. Tanya kenapa dia suka perempuan berkulit kuning langsat. Kenapa dia suka memancing. Atau kenapa dia suka di dukung. Pepatah ada menyebut, 'malu bertanya sesat jalan'.
Bercinta juga ialah satu perniagaan. Produk yang kita niaga adalah perkhidmatan kita untuknya. Pastikan kita akan menjual produk yang bermutu tinggi untuknya. Jangan jual produk yang basi, layu, patah dan hapak. Kelak pelanggan kita akan lari. Kita yang rugi. Jualah produk yang segar, baru dipetik, baru digubah, baru dicipta, masih keras atau masih wangi. Jangan jual barang sama seperti yang pernah kita jual. Berikan barang baru dari masa ke semasa. Itu yang dia mahukan. Jangan ungkit cerita yang itu-itu sahaja. Jangan tanya solan yang itu-itu juga. Jangan ucapkan kata-kata:
" Dulu awak", "Dulu awak", "Dulu awak", "Awak sayang saya tak?", "Awak sayang saya tak?" dan sebagainya.
Pelanggan kita itu memang cerewet. Hari ini dia mahu begitu, besok sudah tidak mahu lagi. Hari ini dia mahu begini, tapi esok mungkin dia bertanya," tak ada yang lain ke?" Oleh itu kita perlu bersedia sepanjang masa menukar penampilan, pujian dan sebagainya. Tukar teknik, tukar stail dan cara pendekatan. Pelanggan kita adalah manusia. Ia sentiasa mengalami perubahan pemikiran, citarasa dan keinginan. Jangan takut mencuba resepi baru, panduan baru, ukuran baru atau warna baru. Yang penting kita "Buat, buat dan buat" dan kita "Cuba, cuba dan cuba" Ini lah seni bercinta. Cuba cipta yang baru. Lakukan yang baru. Ucap kata-kata baru. Biar dia terkejut. Biasanya dia akan suka.
Dalam percintaan, apabila kita bercakap, buktikan yang kita ikhlas. Buktikan kita ingin megenali dirinya, perasaannya, dan fikiran-fikiranya. Buktikan juga kepadanya, kita berminat mengetahui cita-citanya, harapannya, minatnya, hobinya, kepercayaannya, pegangan hidupnya, kebimbangan-kebimbangannya ataupun keraguan-keraguannya. Tapi ingatlah! Pada waktu yang sama, jangan sekali-kali kita membuat penilaian dan keputusan ke atas apa yang diberitahu. Kita bukan hakim dan tidak ada orang yang suka di hakimi. Tunjuk dan buktikan yang kita bersikap terbuka. Dengan bersikap demikian kita telah memberikan kepadanya kehormatan diri. Keterbukaan juga mampu menerbitkan rasa saling percaya-mempercayai. Dalam keadaan ini kita ternya telah memberi sokongan dan dukungan emosi dan psikologi kepadanya. Dan dia sudah pasti akan menyenangi kita!
Apabila dia sedang bercakap, kita jangan sibuk mencelah dan bercakap. Orang yang bersikap terbuka adalah orang yang sanggup mendengar. Dengar pendapatnya, fikirannya, dan idea-ideanya. Dengar juga keluhannya. Tetapi kiranya kita ikut sama bercakap tentu sekali dia tidak yakin kita berminat pada apa yang diucapkannya.
Apabila kita berminat mendengar apa yang dicakap atau diucapkannya, dia akan berasa kita begitu rapat padanya. Barulah dia yakin, kita bukan sahaja kekasih tapi juga sahabat karibnya. Dalam keadaan begitu hubungan kita akan tumbuh, segar dan berkembang. Cinta kita juga tambah mendalam.
Sikap kita yang pandai mendengar dengan penuh perasaan sebenarnya adalah satu pengiktirafan terhadap dirinya. Ingat! Pengiktirafan adalah perkara penting dan paling mujarab untuk perkembangan diri dan peribadi orang yang kita cintai.
Apabila kita bercakap, buktikan padanya kita memang mempunyai keyakinan terhadap diri dan bakatnya. Dengan sikap begini kita mendidiknya untuk belajar dari kesilapan dan pengalaman lampau. Dan apabila dia berjaya ucapkan tahniah dengan ikhlas. Ucaplah puji-pujian dengan kuat dan jelas, Biar dia tahu kita menghargai dia. Kita tidak membohongi dia.
Percakapan yang suka didengar orang ialah percakapan yang membawa keseronokan dan kebahagian. Orang yang seronok dan bahagia akan melakukan perkara-perkara yang positif.
Lebih penting daripada kepandaian bercakap atau mengucapkan kata yang betul dan manis ialah kepandai mendengar. Untuk menambat hati orang yang kita cintai, lakukanlah perkara-perkara berikut apabila dia bercakap sebagai membuktikan kita pandai mendengar dengan baik.
Apabila dia bercakap tumpukan perhatian kita tanpa berbelah bagi. Dengan ini kita telah memberitaunya yang dia adalah orang yang paling penting dalam dunia. Apa yang diucap dan dicakapkan amat bermakna kepada diri dan kehidupan kita.
Kalau kita benar-benar berminat dengan apa yang di ucap dan dicakapkan buktikanlah melalui pergerakan badan kita. Tegak dan condongkan badan kita kearah dirinya apabila kita mendengar percakapannya. Tindakan ini menunjukkan yang kita bukan hanya menghormati dirinya tapi juga menghargai isi percakapanya.
Biarkan dia habiskan percakapanya sebelum kita berkata sesuatu. Jangan sambung ayat-ayatnya seolah-olah kita tau apa yang nak di ucapkan. Jangan menyampuk dia dengan kata-kata yang terlintas di kepala kita. Untuk apa kita berebut-rebut hendak bercakap seolah-olah tidak ada masa lagi sedangkan kita hendak sehidup dan semati bersamanya.
Jika orang yang hendak kita tambatkan hatinya bercakap tentang masalah yang sedang dialami, hati-hati jangan cepat memberi pendapat atau mengemukan cadangan penyelesaian. Ingat! Orang yang sedang bercakap dengan kita buka kerana dia perlukan nasihat atau cadangan daripada kita. Dia mungkin cuma perlukan sepasang telinga yang pandai mendengar, disertai oleh perasaan yang sanggup mengambil berat tentang dirinya. Itu sahaja! Dan mungkin dia tidak memerlukan nasihat atau cadangan penyelesaian daripada kita. Dia luahkan masalahnya bukan untuk diselesaikan tapi dia perlukan perkongsian dengan kita. Perbuatan kita mendengar dengan baik ialah bukti kita mencintai dan mengasihinya.
Apabila kita mencintai seseorang yang kita cari adalah kebaikannya. Bukan kelemahan. Bukan kekurangan. Dan bukan juga kecacatannya. Melimpahkan harta kekayaan kepada orang yang kita cintai bukan bukti yang kita benar-benar mencintainya. Bukti kita benar-benar cinta kepadanya terletak pada kesediaan kita mendorong dia menyedari dan membangunkan harta kekayaan yang tersembunyi dalam dirinya.
Untuk mendorong kita melakukan kebaikan bukanlah perkara yang berlaku sebelum kita melakukan kebaikan itu. Arahan, sindiran, tegahan, syarahan, nasihat, paksaan, dan leteran bukanlah alat yang berkesan mendorong kita melakukan sesuatu kebaikan. Mungkin ramai yang terkejut dengan kenyataan ini. Tapi inilah kebenaran. Inilah hakikat dan kenyataannya. Pendorong yang paling berkesan ialah apa yang berlaku selepas kita melakukan sesuatu kebaikan. Pujian, pengiktirafan dan ganjaran merupakan pendorong utama ke arah kebaikan.
Kiranya kita melakukan sesuatu kebaikan yang terlalu kecil. Dan ada yang melihat kebaikan itu kemudian memberitahu dia nampak kebaikan yang kita lakukan, kita menjadi lebih terdorong untuk mengulangai perbuatan baik itu. Tapi sayangnya, dalam hidup kita seharian, orang yang kita sayang lebih suka mencari kelemahan dan kesilapan yang kita lakukan secara tidak sengaja telah membesar-besarkan kesilapan itu seolah ia adalah satu dosa besar yang tak boleh diampunkan lagi.
Sebagai manusia kita sebenarnya memiliki kehebatan kita masing-masing. Dan kebanyakan kehebatan itu timbul oleh kerana kita menerima dorongan daripada orang lain. Dorongan itu merupakan satu pengiktirafan atas kehebatan yang kita lakukan. Tetapi pengiktirafan itu terlalu payah untuk kita dapat walaupun dari orang yang kita sayang dan cintai.
Pujian dan pengiktirafan mestilah kita beri kepada orang yang kita cintai. Memujinya bereti kita telah menolong dirinya untuk menikmati apa yang dia ingini. Pujian menyebabkan dia bertambah yakin akan kemampuan dirinya. Pujian akan menjadi dia lebih berkesan dalam apa jua usaha yang dilakukan. Untuk itu, kita perlulah memuji dan memberi pengiktirafan secara ikhlas dan jujur.
Dan ingatlah, jika pujian dan pengiktirafan yang kita berikan itu sebagai taktik supaya dia melakukan sesuatu untuk kepentingan diri kita sendiri, perbuatan kita akan menikam diri kita sendiri. Kerana orang yang menerima pujian kita punyai ketajaman mata dan telinga untuk membezakan antar pujian yang ikhlas dan jujur daripada pujian yang bermotif sebaliknya.
Pujian yang tidak ikhlas adalah pujian yang banyak menggunakan perkataan jenis kata sifat. Kata jenis ini mampu menerangkan sesuatu tapi tidak jelas. Pujian-pujian sperti " Saya suka awak", "Awak baik", "Siapa boleh lawan awak", "You cantik", "Hebatlah you", "You terrorlah" , dan seumpamanya adalah pujian yang tidak ikhlas dan jujur. Pujian-pujian berbentuk kata sifat membuatkan orang yang kita cintai sangsi, ragu, curiga terhadap keikhlasan hati kita kerana perkataan itu tidak memberi apa-apa maklumat yang jelas dan tepat.
Kalau kita memuji "you cantik " dia mungkin tidak faham apa yang ada pada dirinya yang kita kata dia itu cantik. Matanya, hidungnya, mulutnya atau apa? Dia pun tahu yang dia ada kelemahan di sana sini. Barangkali rambutnya terlalu kerinting, atau barangkali kulitnya yang sedikit hitam. Dia akan merasa sangsi. Dihatinya timbul kecurigaan yang kita memuji mungkin untuk mendustai dirinya supaya dia sukakan kita.
Dorongan mempunyai kuasa ajaib kepada orang yang kita cintai. Dalam dorongan ujud pujian dan pengiktirafan. Cinta dan kehormatan adalah sesuatu yang istimewa dan sukar diperolehi. Tidak ada cara lain untuk mendapat cinta dan kehormatan kecuali kota sanggup memberi kedua-duanya. Oleh itu kiranya kita berasa kita tidak memperolehi kedua-duanya daripada orang yang kita cintai, kita perlulah memeriksa diri kita. Apakah kita memberi kedua-duanya dan secukup-cukupnya. Dan dalam soal ini pujian dan pengiktirafan adalah ganjaran yang boleh membuktikan cinta dan kehormatan.
Pujian paling berkesan adalah pujian yang diberi ke atas perkara-perkara kecil, kerana ini membuktikan yang kita sentiasa memerhati semua sumbangan orang yang kita kasihi itu. Dan pujian yang paling berkesan hanya terdiri daripada dua patah perkataan sahaja iaitu " terima kasih '. Kata pujian ini dihargai oleh sesiapa sahaja termasuk diri kita sendiri. Dan jika sekiranya kita berasa terlalu sukar menyebut kata " terima kasih " ada cara lain untuk menyampaikan mesej itu. Kita boleh gunakan pujian secara tidak langsung tetapi membawa makna yang serupa.
Bagaimana pun pujian itu perlulah dibuat atas perkara yang dilakukan. Misalnya kita memuji masakannya enak, rumah yang kemas, atau layanan yang mesra. Kita juga boleh menuji dia pandai melayan ibu-bapa kita, memanam bunga atau pandai memilih warna pakaian.
Di sini, apabila kita memuji apa yang dilakukan, dia pasti tahu bahawa kita tahu dengan tepat apa yang kita puji itu. Pujian ini tentu saja mengukuhkan lagi perlakuan yang baik itu. Dan dia juga akan berasa yakin pada kebolehan dan bakat yang tersemat dalam dirinya. Inilah pujian yang positif.
6
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Seni Cinta Sejati ~
 
Ramai orang percaya bahawa cinta tiada diikat oleh seni. Malah ada pujangga yang berkata bahawa cinta lebih tinggi dari segala peraturan. Pada hakikatnya cinta ada seninya untuk membezakannya dari yang lain. Jika tinggi seni cinta itu, dan di praktikalkan seni itu, maka tinggilah nilai cinta itu. Sesungguhnya nilai estetika cinta tidak boleh dipisahkan dari nilai etikanya. Jika dipisahkan, maka cinta itu akan jadi tempang dan buta. Berikut adalah Seni Cinta Sejati untuk anda praktikalkan :-
Seni Berfikir
Cinta Sejati itu tidak buta. Cinta itu dikurniakan kepada makhluk yang berakal. Kerana cinta memerlukan akal bagi menilainya dari sudut mutu etikanya. Cinta itu bukanlah segala-galanya. Walaupun ia penting dalam hidup, Iman yang lebih penting dari cinta. Dengan adanya Iman, barulah anda boleh mencintai dengan Cinta Sejati. Cinta juga perlu kepada akal kerana cinta tergolong kepada hal nafsu.
Cinta perlu kepada pedoman atau peraturan. Tanpa pedoman, cinta akan buta dan meraba-raba. Cinta Sejati tidak pernah menolak pedoman dan tidak lupa pada pedoman hidup, iaitu ISLAM. Cinta itu amanah. Ia bukan hak anda. Sebagaimana halnya dengan diri anda, cinta juga adalah amanah. Tidak wajar untuk anda jadikan amanah itu untuk memusnahkan atau memungkiri amanah yang lain.
Cinta Sejati itu sifatnya sejumlah. Ertinya walaupun anda cinta kepada kekasih anda, ia hanya sebahagian dari cinta yang menyeluruh. Cinta Sejati itu adalah cinta kepada Pencipta anda, cinta pada diri anda, cinta kepada ibu bapa anda, cinta kepada masyarakat anda, cinta kepada agama anda, dan dalam masa yang sama cinta kepada kekasih anda. Kerana sifatnya sejumlah dan menyeluruh, maka Cinta Sejati akan menjadi adil. Ia meletakkan cinta pada yang berhak untuk dicintai dan setakat mana patut dicintai. Ia tidak melebihkan cinta kepada kekasih saja hinggakan lupa pada cinta yang lain.
Cinta Sejati tidak perlu disebut. Ia khas untuk anda. Ia bukan hak orang lain. Jika anda beri Cinta Sejati, ia tidak semestinya dibalas oleh orang yang anda beri. Tapi anda tidak akan kecewa bila cinta tidak berbalas kerana anda tahu anda bercinta di bawah naungan Pencipta, yang tentu membalas kebaikan terhadap cinta anda yang putih bersih.
Seni Merasa
Cinta yang anda nikmati sedikit demi sedikit berkat kesabaran itulah yang lebih membahagiakan anda. Anda tidak perlu gelojoh dalam cinta. Ini kerana jika anda gelojoh, anda mungkin seronok sebentar saja tapi merana sepanjang hayat.
Merasa Cinta Sejati terhadap kekasih ialah mentakrif nikmat peringkat kedua, yang sederhana sifatnya, tidak melampau-lampau. Anda tidak terlalu terbawa-bawa oleh perasaan bila cinta anda sejati. Anda masih boleh membuat pertimbangan yang wajar.
Jika kecewa bercinta, jangan hingga berputus asa, kerana rahmat Pencipta masih dikurniakan untuk anda. Cubalah rasai betapa beruntungnya anda mengecapi nikmatNya yang lain, dan bersyukurlah kepadaNya.
Seni Bertindak
Jangan mendahului ketentuan. Anda perlu banyak bersabar dalam bercinta. Bila sampai masanya anda akan dihalalkan untuk membuktikan cinta kepada mereka, barulah anda membuktikannya itulah Cinta Sejati.
Jikalau anda bercinta sebelum berkahwin, layanilah sekadar saja. Yang penting ialah menikahi kekasih anda, itulah ertinya menerima cintanya, kerana nikah adalah ikatan cinta.
Andai kata anda bercinta sebelum berkahwin dan kekasih anda mahu merosakkan kehormatan anda, jauhilah dia dan jangan rasa kesal akibat kehilangannya. Mudah-mudahan anda akan mendapat kekasih yang jauh lebih memahami Cinta Sejati dan tulus dalam cintanya terhadap anda.
Manifestasikan cinta anda hanyalah setelah bernikah. Berdoalah agar cinta itu diberkatiNya dan sentiasa mendapat rahmatNya. Pohonlah kepadaNya agar dikurniakan kepada anda nikmat Cinta Sejati yang tiada taranya.
Cinta Sejati atau Cinta Suci itu tidak buta. Cinta ini celik dan kecelikan cinta itu dapat mencelikkan pula yang lain. Cinta Sejati tidak buta dan tidak wajar dikatakan buta. Cinta yang buta ialah cinta yang bernoda. Cinta yang buta itu segalanya buta. Buta tentang cara dan peraturan cinta, buta tentang tanggungjawap cinta, buta tentang hikmah cinta, malah buta tentang hakikat diri. Cinta yang buta itu cacat, kerana ia buta. Sayangnya ramai yang suka kepada cinta buta, membiarkan dirinya hanyut dibawa arus geloranya, tersadai di celah akar pohon kecewa, lalu berkata, 'Cinta Itu Buta'. Cinta Sejati bukan seperti cinta Laila dan Majnun atau Romeo dan Juliet. Cinta Suci adalah seperti cinta Rasulullah dan Siti Khadijah, atau Saidina Ali dan Siti Fatimah.
7
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Semasa Jatuh Cinta & Sedang Bercinta ~
 
Jatuh cinta, tiba-tiba sahaja membuatkan hidup berubah. Hidup tiba-tiba menjadi warna-warni. Cara berfikir, merasa dan melihat bertukar. Segala-galannya jadi indah. Nikmat dan menyeronokan.
Mengapa kita jatuh cinta?
Sebenarnya kesediaan untuk bercinta ada pada setiap orang. Keadaan ini berlaku apabila dalam diri kita berlaku dua dorongan:
  • Kita mengalami perasaan inginkan cinta. Ertinya pada ketika itu kenikmatan hubungan yang bermakna tidak kita perolehi. Kita tidak bahagia dengan kehidupan pada waktu itu. Lalu jika ada insan yang menyintai kita, maka hasrat yang selama ini beku tiba-tiba sahja mengalir memenuhi keperluan-keperluan cinta kita.
  • Untuk jatuh cinta kita haruslah bertemu dengan orang yang mampu memenuhi citarasa kita. Dalam hal ini sekiranya keperluan-keperluan asas kehidupan seperti kasih sayang, status, seks dan wang masih belum mencukupi, kita tidak cerewet untuk jatuh cinta. Tetapi bila semua itu sudah ada, kita akan memilih. Memilih mengikut keperluan-keperluan khusus yang kita kehendaki.
Dalam situasi kita memerlukan cinta, tiba-tiba bila muncul seseorang dalam hidup kita, emosi kita akan mengalami perubahan secara mendadak. Pelbagai perasaan dan nafsu yang kuat dan mendalam akan tertumpu pada orang itu. Hidup kita tiba-tiba menjadi seronok. Tembok emosi kita pecah. Cinta mencurah-curah. Keperluan yang selama ini kita idamkan tiba-tiba mendesak agar dipenuhi. Lalu kita percaya orang yang kita cintai itu dapat memenuhi segala keinginan dan keperluan kita. Pada saat ini, kita seperti terhumban ke jurang yang maha dalam. Kita tidak mampu menahannya. Kita tiba-tiba sahaja gagal menguasai diri. Segala-galanya tertumpu pada insan yang kita cintai itu.
Entah mengapa! Entah mengapa kita tidak ketahui. Insan itu semacam mengoda-goda kita. Kita mabuk. Perasaan kita tidak dapat dikawal lagi. Fikiran dan perasan sering bertempur. Sengit. Tapi fikiran sering kali tertewas oleh perasaan. Kita jadi keliru. Gagal membezakan antara godaan dan cinta. Pada kita kedua-duanya sama. Kedua-duanya serupa. Akal fikiran kita tidak mampu menilai dan membezakannya.
Dalam percintaan, kebimbangan utama yang sering dialami ialah takut kehilangan cinta, atau takut tidak mendapat cinta sepenuhnya. Akibatnya lahirlah rasa cemburu. Kita mula kurang yakin dengan diri sendiri. Kita berasa semua tidak selamat. Kita berasa amat terancam sekali.
Memang kita tahu, orang yang kita cintai boleh meninggalkan kita bila-bila masa. Dia boleh mendapatkan orang lain yang lebih hebat daripada kita juga bila-bila masa. Sesungguhnya tiada pengalaman lain yang paling menyayat, pilu dan menyakitkan selain daripada pengalaman ditinggalkan oleh orang yang kita cintai begitu saja. Kepedihan itu boleh membunuh seluruh semangat kita meneruskan kehidupan ini. Kita bimbang perkara itu akan terjadi pada diri kita. Kita jadi serba salah. Tidak berdaya. Akibatnya kita semakin bergantung emosi padanya. Kita amat mengharapkan cintanya.
Jatuh cinta menjadikan kita seperti gila. Kita akan terlalu berhati-hati dan teliti membaca perasaan orang yang kita cintai. Kita tiba-tiba menjadi pakar penafsir percakapan dan gerak gerinya. Kita kerap tidak mempedulikan apa yang kita lihat dan dengar. Kita anggap itu fitnah. Tetapi bila cinta kita berakhir dengan kegagalan barulah kita sedar. Barulah kita dapat menerima hakikat, bahawa sejak awal-awal lagi sudah nampak tanda-tanda negatif tapi waktu itu kita tidak hiraukan. Kita dibutakan oleh cinta kita padanya.
Bila kita dilanda cinta, kita sering mengawasi perlakuan dan tindak-tanduk orang yang kita cintai. Kita sentiasa menghitung dan mencatat berapa lama dia tidak menelefon, bila kali terakhir dia datang, apa yang dia kata, apa yang dia buat dan pelbagai lagi. Kita menjadi lebih peka. Lebih tajam mengesan tanda-tanda samada dia semakin mencintai kita atau semakin menjauhkan diri dari kita. Semuanya kita perhati dan fikirkan.
Begitupun pandangan kita hanya lebih peka dan tajam kalau kita belum benar-benar menyerahkan hati kita kepadanya. Dalam keadaan yang belum lagi rapat, jika kita nampak ada tanda-tanda dia mahu mengundurkan diri, kita akan segera memutuskan hubungan itu supaya tidak terlalu kecewa. Kita boleh memujuk hati untuk menyatakan bukan dia yang meninggalkan kita. Tetapi bila cinta kita begitu mendalam dan nampak ada tanda-tanda dia akan mengundurkan diri, kita tidak akan cuba memutuskan hubungan itu. Malah kita akan menyintainya dengan lebih gila-gila lagi.
Dalam keadaan emosi yang begini, kita cuba sedaya upaya menguasai tindak-tanduk orang yang kita cintai. Pelbagai daya penarik kita gunakan. Kita mahu jadikan diri kita orang yang paling menarik, unggul dan anggun dimatanya. Kita melakukan bermacam-macam cara supaya kita kelihatan elok pada pandangannya. Cara menyikat rambut kita ubah. Fesyen pakaian kita ubah. Kaca mata, kasut dan apa saja kita akan ubah asalkan kita kelihatan amat sempurna dan menarik dimatanya.
Bukan setakat itu saja, malah kita akan memberi perhatian yang lebih dan mendalam apa yang dia suka dan kita tunjukkan padanya, kita suka apa yang dia suka. Kita berminat dengan kerjanya, hobinya dan apa saja kesukaannya. Dan pada masa ini semua warna diri kita kita tukar sesuai dengan warna kesukaannya. Kita berharap dia dapat melihat kita sebagai orang yang paling sesuai dan memenuhi keperluannya.
Pada masa ini juga kita akan cuba mengoda dan menambat hati orang yang kita cintai itu dengan cara menutup atau membuang perangai buruk yang ada pada diri kita. Kalau dulu kita malas berkemas, tiba-tiba kita jadi rajin berkemas. Kita pandai bergurau senda. Kita boleh ketawa. Mendengar masalahnya. Kita boleh bertolak ansur. Kita mudah menyetujui pandangan dan pendapatnya. Kita tidak banyak meminta daripadanya. Kita akan menjadi manusia yang tidak cerewet pada masa itu.
Kalau sebelumnya kita sangat berhati-hati berbelanja, tetapi bila jatuh cinta otak kita menjadi kelam-kabut. Urusan-urusan yang tidak mustahak dahulunya menjadi urusan besar. Yang dahulunya tidak penting kini menjadi amat penting. Dan yang penting kita perlu menarik minat orang yang kita cintai. Jadi bukan sesuatu yang aneh pada masa ini kita suka memberikan pelbagai pemberian berupa hadiah dan tanda mata. Pemberian itu bisanya pula berharga, romantik dan sentimental. Kita mengharapkan dengan pemberian itu dia membalasnya dengan memberikan cintanya pada kita. Kita menjadikan amat pemurah sekali. Tidak kedekut. Malah kita menjadi orang yang sangat budiman dan dermawan.
Kita lakukan semua itu agar cinta kita terjamin. Kita tidak dikecewakan. Orang yang kita cintai tidak lari begitu saja. Tidak meninggalkan kita. Kita sedaya upaya cuba membuat dia terpukau oleh sifat-sifat palsu kita. Pada kita, usaha dan tipu daya yang kita lakukan adalah sesuatu yang normal dan perlu dilakukan. Kepalsuan dan kepura-puraan kita itu adalah usaha untuk menakluki hati dan perasaan orang yang kita cintai. Dan setelah kita yakin cintanya berjaya kita tawan dan kuasai kita akan kembali siuman. Normal seperti biasa.
Kuasa! Dalam hidup ini, kita mahukan kuasa. Cuma kita tidak mahu mengakuinya. Ini termasuklah dalam soal-soal percintaan. Tapi kita menafikannya kerana perilaku itu dianggap negatif. Sebenarnya keinginan berkuasa dan cinta adalah perkara biasa. Secara normal biasanya kita lakukan dengan perkara-perkara positif seperti dedikasi dan layanan yang baik. Tapi adakalanya usaha yang kita lakukan begitu negatif. Kita sanggup melakukan ancaman dan menggunakan bomoh untuk mendapatkan cinta itu.
Apabila kita menggunakan cara-cara negatif kita sebenarnya berusaha menguasai pasangan kita. Sebalinya apabila kita menggunakan perkara-perkara positif kita sebenarnya cuba menguasai faktor-faktor emosi yang ujud disekeliling kita untuk memenuhi keperluan-keperluan kita dengan sebanyak-banyaknya. Kita cuba memikat hati pasangan kita seerat-eratnya agar dengan demikian kehadiran dirinya melengkapkan lagi kehadiran diri kita.
Dalam diri manusia ini ada perkara-perkara yang disukai dan dibenci. Pengalaman hidup mengajar kita tentang itu. Kita juga tahu orang yang bagaimana kita perlukan untuk memenuhi keinginan lahir batin kita. Kerana itu kita mula belajar mengasuh diri. Kita ingin memiliki sifat-sifat sesempurna mungkin seperti penampilan yang menarik, kebijaksanaan, pengetahuan, berjaya dalam bidang pekerjaan, bakat dan keseksian.
Dalam hal ini penampilan amat penting. Faktor penampilan menjadi faktor terkuat untuk membuat seseorang tertarik pada kita. Adanya faktor ini membuatkan kita yakin pada diri sendiri untuk menarik perhatian orang sekeliling kita. Kajian menunjukan kejelitaan atau ketampanan penting pada peringkat awal perkenalan. Dan selepas itu baru faktor-faktor lain yang disebut tadi menjadi penting. Bagaimanapun faktor penampilan sebenarnya tidak berjaya mengekalkan cinta itu. Ia bersifat sementara. Cinta yang berpanjangan ditentukan oleh ciri-ciri positif keperibadian kita seperti kemesraan, keghairahan hidup, simpati, kesopanan, kejujuran, kepintaran, keyakinan diri dan kreativiti. Inilah ciri-ciri yang dapat meninggi atau merendahkan daya kuasa diri untuk memikat orang yang kita kasihi.
Pasangan yang sama-sama memiliki kuasa tarikan yang sama kuat terhadap satu sama lain, akan berasa seolah-olah ada semacam 'cinta pandang pertama' dari awal perkenalan mereka. Tetapi satu hal yang sering terjadi, daya kuasa tarikan ini tidak kekal. Ada masa menurun dan ada masanya menaik. Kalau kita lebih menyintai seseorang, ini bermakna orang itu mempunyai daya kuasa tarikan yang kuat daripada kita. Dan begitu juga sebaliknya.
Ketidakseimbangan daya kuasa tarikan cinta boleh menyebabkan kita kehilangan cinta yang kita ingini. Pihak yang mempunyai daya tarikan rendah akan merasa dirinya sangat menyintai pasangannya. Manakala pihak yang merasa kuasa tarikannya tinggi akan merasa dia kurang menyintai pasangannya. Makanya di sini kiranya lelaki merasakan kuasa tarikannya rendah, dia akan berasa serba kekurangan. Dia berasa dirinya tidak tampan dan tidak sepadan dengan perempuan itu. Dia mula resah. Serba salah. Mula berasa takut dia akan kehilangan orang yang dikasihi. Dia juga berasa tidak mampu menandingi lelaki-lelaki lain. Dia menganggap dirinya serba kekurangan.
Dalam keadaan beginilah si lelaki mula berasa cintanya pada perempuan itu bertambah. Dia akan berusaha untuk membuktikan cintanya. Dia sedia melakukan apa saja asal si perempuan itu terus menyintainya. Kadang-kadang usaha yang dibuatnya secara terbuka sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh orang lain. Si lelaki mahu sentiasa berada bersama si perempuan tersebut. Si lelaki mahu membuat itu dan ini bagi perempuan tersebut. Si lelaki takut jika dia tidak ada, akan berlaku perkara-perkara yang tidak diingini. Dia takut si perempuan digoda oleh lelaki lain.
Tindakannya ini membuatkan si perempuan mula berasa dirinya diikat, dikongkong dan dicemburui. Si perempuan mula berasa cinta si lelaki itu merimaskan. Menyesakkan. Malah dia mungkin bingung kerana tidak faham mengapa dia dicemburui sedangkan dia tidak ada apa-apa hubungan dengan lelaki lain. Dan bila keadaan ini berlaku, kemungkinan cinta si perempuan mulai berkurangan pada lelaki tersebut. Si perempuan kemungkinan berasa cinta yang membuak-buak daripada lelaki itu sesuatu yang tidak menghairahkan. Si perempuan kini berasa begitu yakin akan cinta si lelaki itu padanya. Keyakinan itu menyebabkan si perempuan menjadi sangat berkuasa dalam menentukan arah cinta mereka.
8
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Pengertian Tentang Cinta ~
 
Manusia sememangnya makhluk yang rumit. Suka menjadi aneh dengan sendirinya. Hal-hal yang ingin kita katakan atau harus kita bilang, justeru atau malah tidak pernah kita ungkap. Lebih parah lagi, kita sudah terbiasa menggunakan simbol-simbol atau kata-kata lain untuk menunjukan erti sebenarnya.
Walhasil kerana kerapnya maksud kita itu, ia menjadi tidak ter-komunikasi-kan dan membuat orang lain merasa tidak nyaman, tidak sayang, tidak dihargai. Kenapa tidak? Ada masa-masa kita merasa tidak nyaman mengekspresikan cinta yang kita rasa.
Kerana takut mempermalukan orang lain atau diri kita sendiri. Kita ragu untuk mengatakan I Love You . Oleh itu, kita menyampaikan perasaan itu melalui kata-kata yang lain seperti, jaga diri baik-baik, belajar rajin-rajin, hati-hati dijalan raya, jangan pandu laju-laju, jangan lupa makan. Tapi itu sebenarnya adalah opsi-opsi atau makna-makna lain dari perkataan yang sesungguhnya adalah, saya sayang awak, saya sangat peduli pada awak, awak sangat bererti untuk saya, saya tidak mahu awak terluka.
Jadi, tidak ada salahnya kita mencuba MENDENGARKAN CINTA melalui kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain terhadap kita. Ungkapan yang tersembunyi itu penting, tapi bagaimana kita mengungkapkannya boleh menjadi jauh lebih penting. Setiap pelukan bermakna cinta meskipun kata-lata yang keluar sangat berbeza. Setiap perhatian yang diberikan orang lain terhadap kita menyimpan rasa cinta walaupun bentuknya sangat kaku, ataupun mungkin sedikit kasar. Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada disebaliknya.
Seorang ibu akan meleteri anaknya kerana keputusan peperiksaan yang menurun atau bilik tidurnya tidak kemas atau seperti kapal pecah. Si anak mungkin hanya mendengar leteran ibunya. Tapi kalau dia benar-benar MENDENGARKAN, dia akan mendapatkan cinta disana. Kepedulian dan cinta ibunya muncul dalam bentuk leteran. Tapi bagaimanapun juga, itu sebenarnya adalah cinta.
Seorang gadis pulang hingga larut malam, dan akhirnya dapat kuliah secara percuma dari ayah atau abangnya. Gadis itu hanya menanggapi bahawa dia sedang dimarahi oleh ayah atau abangnya. Tapi kalau dia cuba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia akan menemukanya. awak ni dah kenapa?, ayah sangat bimbang dan khuwatir pada awak, kata ayahnya. Tapi sedarkah kita semua bahawa itu sama sahaja sang ayah mempunyai maksud dalam perkataannya seperti, Ayah sangat ambil tahu terhadap kamu, kamu sangat bererti untuk ayah. Tapi sayang sekali itu tidak dapat disampaikan secara lisan.
Kita sebenarnya mengungkapkan cinta dengan banyak cara seperti, melalui hadiah hari jadi, mesej-mesej kecil, dengan senyuman, dengan air mata. Cinta tidak hanya ada dalam kata-kata, tetapi juga dalam diam. Dan sering kali kita menunjukan cinta dengan memaafkan orang yang tidak mahu mendengar cinta yang telah kita sampaikan.
Masalah dalam hal untuk mendengarkan cinta itu adalah, kesulitan dan keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta yang digunakan orang lain. Yang kerap terjadi, kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mengdengar kata-kata, tetapi kita tidak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata itu. Sering juga kita cuma boleh mendengar hal-hal yang negatif, penolakan, kesalahfahaman dan mengabaikan cinta yang menjadi maksudnya.
Cuba dengarkan cinta-cinta yang ada disekeliling kita. Jika kita benar-benar berusaha mendengarkanya, kita mesti akan menemui bahawa kita sebenarnya memang dicintai. Mendengarkan cinta boleh membuat kita sedar bahawa dunia ini adalah tempat yang begitu indah.
"Cinta adalah anugerah. Membuat kita ketawa, membuat kita bernyanyi, membuat kita sedih, membuat kita menangis, membuat kita bertanya kenapa?', membuat kita menerima, membuat kita memberi. Dan yang paling penting, Membuat kita merasa hidup".
Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting. Kita tidak perlu merasa kesepian meskipun kita sedang sendiri. Sendiri itu perlu juga, tapi jangan sampai membuat kita merasa kesepian. Yang menjadi masalahnya sekarang adalah, bukan berada bersama seseorang, tetapi berada untuk seseorang.
Jangan pernah ragu-ragu untuk menyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita rasa dan katakan. Tidak akan ada ruginya untuk mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia untuk kita. Lakukanlah, buat perubahan dan hindari penyesalan.
Satu lagi, tetaplah dekat dengan kawan-kawan dan ahli keluarga. Kerana mereka sudah berjasa membangunkan diri kita dengan cinta sehingga sekarang. Cinta memang ada untuk ditebarkan. Dan saat cinta yang kita berikan diterima, atau dibalas, itulah saat yang paling indah dan hidup akan menjadi lebih hidup dan penuh bermakna.
9
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Philisophical System Of Love ~
 
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal yang sihat. Itu adalah Konsep pertama yang dibentangkan oleh Bowman (seorang pengkaji cinta) kerana manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka. Memang benar kita jatuh cinta dengan hati, tetapi agar tidak menimbulkan kekacauan dikemudian hari, kita di haruskan juga untuk menggunakan akal yang sihat.
Sangat berbohong kalau antara kita semua boleh jatuh cinta dengan begitu sahaja tampa boleh mengelak. Yang sesungguhnya terjadi adalah, proses jatuh cinta yang dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standard, gagasan dan idealisme dari kelompok dari mana kita berasal. Sangat berbohong pula kalau kita merasa boleh berbuat apa sahaja pada saat jatuh cinta, dan tidak boleh diminta pertanggungjawapan bila perbuatan-perbuatan implusif itu berakibat buruk suatu ketika nanti.
Kehilangan perspektif bukanlah petanda kita telah jatuh cinta, melaikan signal kebodohan. Cinta memerlukan proses yang panjang! Bowman juga menolak anggapan cinta boleh berasal dari pandangan pertama'. Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks, katanya. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta memerlukan waktu. Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak kita ketahui asal-usulnya dengan begitu sahaja.
Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi secara berulang-ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus yang baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena, cinta pada pandangan pertama adalah pasangan yang telah diserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat, bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan komplusif itu berkembang menjadi cinta.
Dalam kes, cinta pada pandangan pertama, sebenarnya ramai orang tidak begitu benar-benar mencintai pasanganya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencintai. Mereka mencintai pasangan sebagai personaliti yang kukuh.
Cinta itu tidak menguasai dan juga tidak mengalah, tetapi saling berbahagi rasa dan perasaan. Bukan cinta namanya apabila kita mempunyai kehendak mengawal pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih sahaja tampa memikirkan kepuasan diri sendiri juga. Orang yang saling mencintai tidak menganggap kekasihnya sebagai atasan atau bawahanya. Tetapi sebagai pasangan untuk saling berbahagi rasa dan perasaan, juga untuk mengidentifikasi diri.
Bila kita mempunyai rasa keinginan menguasai kekasih (membuat sempadan pada pergaulanya, melarangnya melakukan aktiviti positif, mengawal selera cara dia perpakaian) atau melulu mengalah (tidak menunjukan lansung sikap protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan apabila telah dibandingkan dengan orang lain), bermakna kita belum bersedia memberi dan menerima cinta.
Cinta itu konstruktif. Individu yang mencintai akan melakukan hal apa sahaja sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasanganya. Dia berani mempunyai niat dan cita-cita, bermimpi konstruktif dan merancang masa depan. Namun sebaliknya pada yang jatuh cinta yang implusif.
Bukan hanya berfikir dan bertindak konstruktif, dia akan kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah setiap hari. Yang difikirkan hanya kesengsaraan peribadinya. Impianya pun tidak mungkin akan tercapai. Bahkan impian itu boleh menjadi subsitusi kenyataan.
Cinta tidak melenyapkan semua masalah. Bagi penganut fahaman romatisme, mereka percaya cinta mampu mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu ubat bagi segala penyakit. Kemiskinan dan banyak masalah diyakini boleh diatasi dengan hanya berbekalan cinta belaka. Faktanya cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya boleh membuat pasangan kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin akan cuba direntasi dengan jerih agar masalah tersebut dapat diatasi atau menemukan jalan keluar dari masalah tersebut.
Orang yang sedang mabuk kepayang bermakna tidak benar-benar mencintai, malah cenderung membutakan mata semasa sedang menghadapi masalah. Malah dengan tiba-tiba bertindak dengan akal sihatnya untuk mengetepikan masalah. Cinta akan cenderung mudur ke belakang. Ya, cinta itu bergerak kebelakang. Maka dengan itu kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun-naik sehingga tidak konsisten.
Pada saat berjauhan, kita merasakan kekasih lebih hebat berbanding pada ketika bersama, itu petanda kita mengidealisasikanya, bukan melihatnya secara realistik. Lantas pada saat kekasih kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritikal dan hilanglah segala bayangan hebat itu tadi. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat pada masa kita berdekatan denganya dan tidak merasakan hal yang sama pada masa berjauhan. Hal demikian menandakan kita hanya terpesona oleh daya tarikannya secara fizikal. Cinta akan dikira sihat apabila pada masa dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kiraan setara.
Cinta tidak hanya tertumpu pada daya tarikan fizikal. Dalam hubungan cinta, daya tarik fizikal sebenarnya juga penting. Tetapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fizikalnya sahaja dan membencinya apabila fizikalnya berubah atau membencinya tentang faktor yang lain selain fizikalnya.
Semasa jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap sense fizikal. Sense fizikal itu hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personaliti masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu semata apabila kita menganggap sense fizikal hanya memberi sensansi menyenangkan tampa makna apa-apa. Dalam cinta, efeksi akan wujud kemudian pada saat hubungan semakin dalam. Sedangkan nafsu menuntut kepuasan fizikal sedari permulaanya.
Cinta tidak buta. Tapi menerima cinta itu yang buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencintai melihat dan menyedari sisi buruk kekasihnya. Kerana besarnya cinta dia berusaha menerimanya dalam kedaan apapun. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu akan berubah menjadi baik. Itu kerana besarnya cinta dia cuba untuk memperbaki sisi buruk tersebut. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud yang baik. Tidak boleh ada kritikan yang kasar, menolak bulat-bulat, geram dan marah atau merasa jjik. Nafsulah yang buta sebanarnya. Meskipun pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tampa keinginan memberbaikinya. Juga akan meninggalkan pasanganya pada saat keinginanya telah terpuaskan, hanya kerana pasanganya mempunyai secuit keburukan yang sangat mungkin untuk diperbaiki.
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan. Orang yang benar-benar mencintai memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merosakan hubunganya dengan kekasihnya. Seboleh yang mungkin dia melakukan tindakan yang boleh memperkuat, mempertahankan dan memajukan hubunganya. Orang yang sedang tergila-gila' mungkin sahaja berusaha keras menyenangkan kekasihnya. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasihnya menerimanya, sehinga tercapailah kepuasan yang dicari.
Orang yang mencintai menyenangkan pasanganya untuk memperkuat hubungan. Cinta berani melakukan hal yang menyakitkan. Selain berusaha menyenangkan kekasihnya, orang yang sungguh-sungguh mencintai juga memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasihnya demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata, tidak semasa anaknya meminta aiskrim. Padahal sebenarnya dia sedang selsema. Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan.
10
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Mengapa Harus Jatuh Cinta Lagi? ~
 
Seringkali suami atau istri tidak sepenuhnya menyedari bahawa pasangan mereka bukan pilihanya yang paling tepat. Teman hidup yang telah dipilih belum tentu lelaki atau wanita paling sempurna bagi suami atau istri. Belum tentu pula selera dan keperibadian yang sama dan mengikuti citarasa dengan impian kelelakian atau kewanitaanya.
Diluar keyakinan orang pada jodoh, banyak hal-hal yang ikut mempengaruhi siapa pilihan hidup seseorang. Walaupun akhirnya ia disebut sebagai sudah jodoh' sebagaimana yang diyakini oleh banyak orang, Cuma yang tersedia hanya satu, namun pilihan dan peluang memilih yang lain menjadi pasangan kita sebenarnya masih banyak. Misalnya semakn luas pergaulan seseorang, jodoh bukan lagi cuma sebatas pagar rumah belaka. Semakin matang seseorang, di otaknya semakin kukuh formulasi ideal untuk mencari calon teman hidupnya. Semakin pragmatis pandangan hidup seseorang, semakin dipakai akal sehatnya dalam memilih pasangan hidupnya.
Sebuah kajiselidik di Hongkong beberapa tahun lalu mengungkap fenomena baru bahawa cinta mula dianggap tidak penting lagi dalam perkahwinan. Orang muda lebih melihat faktor keserasian, kelayakan untuk mampu hidup bersama dalam perkahwinan lebih penting berbanding cinta.
Di Jepun banyak orang mencari calon pasanganya melalui biro mencari jodoh. Ini fenomena lain dari masyarakat yang sangat sibuk, sebab tiada masa yang tersisa untuk bergaul dengan banyak lawan jenisnya. Cara ini pun dianggap ikut mempengaruhi mutu pilihan teman hidup. Sebab dengan semakin banyaknya sample untuk dipilih di biro mencari jodoh, sudah semestinya semakin bulat dan kukuh buah hasil dari pilihan dibandingkan cuma memilih seadanya di dalam lingkungan kawasan yang paling dekat semata. Misalnya jatuh cinta kerana kerap bertemu secara berulang-ulang dan bersama lalu menikah, secara matematik berbeza mutunya dibandingkan dengan baru jatuh cinta setelah bertemu dengan seribu lawan sejenisnya.
Peta cinta
Mungkin diantara kita pernah mendengar perkataan yang disebut peta cinta. Sebenarnya setiap orang memiliki peta cintanya sendiri. Ini kerana ia seolah-olah buku panduan batin yang mengajar selera orang memilih teman hidupnya. Peta cinta menentukan preferensi seseorang lebih tertarik pada citarasa terhadap lawan jenis tertentu.
Ada lelaki yang lebih suka wanita yang mempunyai sifat keibuan, pada wanita yang lincah dan aktif, pada wanita yang mempunyai payudara yang besar atau mempunyai ponggong montok dan lebar dan seterusnya. Begitu juga dengan wanita. Ada yang mempunyai citarasa pada lelaki yang kurus, lelaki yang berotot dan mempunyai dada berbidang. Ada juga wanita yang lebih tertarik kepada lelaki yang mempunyai sifat kebapakan.
Peta cinta dibangunkan dari pengalaman masa kecil yang menyenangkan mahupun yang menyakitkan. Dipengaruhi pula oleh sikap keluarga, trauma masa lalu, pendidikan dan keperibadian seseorang.
Peta cinta yang memandukan orang untuk mencari dan menentukan teman hidupnya. Ada prototipe tertentu dalam gambaran dan citarasa batinya, seperti apa dan bagaimana lawan jenis yang disukainya. kamu adalah citarasa ideal saya. Begitulah jika kita sering mendengar kalau orang menemukan lawan jenis yang sama gambaranya dengan prototipe batinya. Anak mak' biasanya cenderung mencari calon teman hidupnya yang mempunyai sifat keibuan. Anak bapak' pula biasanya cuba mencari figur dan citarasa dari seorang lelaki yang mempunyai sifat kebapakan.
Namun tidak semua orang berhasil mengabulkan mesej atau permintaan peta cintanya. Tidak semua orang menikah dengan orang yang menurut gambaran peta cintanya itu. Contohnya seperti kes salah seorang presiden Amerika Syarikat, Bill Clinton.
Trauma masa lalu Bill Clinton dari ayah tirinya, misalnya seperti yang telah dianalisis ruangan yang dikelola oleh Camille Plagia dalam majalah Salon Magazine , kononya telah membuatkan Clinton lebih berpreferensi terhadap citarasa wanita yag cerdas, lincah dan aktif serta sensual.
Prototipe yang ideal bagi Clinton itu kononya tidak ditemukan pada Hillary, sang istri. Hillary malah dinilai oleh media Barat sebagai seorang yang mempunyai keperibadian keibuan yang pemaaf namun frigid (sukar melupakan terutama sikap curang sang suami). Sementara Clinton sendiri semakin menemukan jati dirinya sebagai peribadi yang membawa tabiat kebapakan ( fatherly drive ).
Itulah sebabnya barangkali, gadis remaja, iaitu dengan menyimpan trauma masa kecil tertentu, dimana ia di panggil electra complex , iaitu cinta dan lebih dekat dengan ayah, umumpunya berpreferensi mencari keperibadian lelaki yang mempunyai sifat kebapakan seperti Clinton. Tidak jelas apakah itu Kathleen Wiley, Gennifer Flowers, Paula Jones atau Monica Lewinsky dan entah siapa lagi yang tercatat dan ditunding mempunyai hubungan sulit dengan Clinton yang tergolong antara wanita yang suka lelaki yang mempunyai sifat kebapakan.
Anatomi sikap seseorang yang mempunyai hubungan sulit kebanyakan orang moden boleh diterangkan secara demikian. Bahawa suami atau istri baru menemukan citarasa keperibadian yang lebih kukuh dan sesuai dengan peta cintanya, setelah terlanjur menikah. Kegagalan lelaki dan wanita menemukan citarasa idealnya pada suami atau istri inilah yang berpotensi menjadi bom waktu dalam perkahwin jika suatu hari nanti suami atau istri mempunyai peluang untuk jatuh cinta dengan orang lain yang memiliki citarasa idealnya yang persis seperti dalam gambaran peta cintanya jika ia menemukanya setelah beberapa bulan atau tahun usia perkahwinanya.
Maka dengan itu, wajar kalau orang boleh jatuh cinta lagi, Konflik timbul kalau pilihan baru ditemukan setelah seseorang itu telah mempunyai suami atau istri. Maka dengan itu berlakulah hubungan sulit dengan pasangan yang baru ditemuinya itu.
Harold Bessel PhD, yang banyak mengkaji persoalan cinta dan pilihan teman hidup mengungkapkan unsur atraksi romantik ( romantic attraction ) dan kematangan emosi ( emotional maturity ) sebagai faktor dimana juga menentukan mutu perkahwinan. Unsur-unsur yang menjadi bahan pertimbangan bagaimana orang memutuskan pilihan teman hidupnya.
Tidak semua
Namun tidak semua orang yang pilihan teman hidupnya dinilainya kurang sesuai, serta merta akan menghancurkan perkahwinanya yang telah dibina sejak sekian tahun. Mungkin suatu hari dalam hidup perkahwinan, suami mahupun istri boleh sahaja menentukan atraksi romatiknya pada wanita atau lelaki lain. Boleh jadi keterpikatan dalam pertemuan antara lelaki dan wanita yang sudah bersuami atau beristri tersebut punya makna erotik, dan membuat mereka jatuh cinta lalu membawa ke jinjang pelamin dan memasuki alam perkahwinan.
Peluang untuk jatuh cinta dan jatuh cinta lagi seperti itu biasa sahaja terus berulang setiap kali suami atau istri bertemu dengan citarasa idealnya lagi. Tetapi tidak semua orang akan melayan emosinya sehingga peluang jatuh cinta lagi itu harus dijadikan kenyataan. Ketertarikan orang dengan agama, etika, adanya rasa kesetiaan, sikap dan pandangan hidup, pertemuan suami atau istri dengan orang yang dirasakan lebih ideal berbanding suami atau istrinya sendiri, tidak semestinya diakhiri dengan jatuh cinta, melakukan hubungan sulit lalu bercerai dengan suami atau istri dan bercinta pula dengan pasangan yang baru ditemuinya itu lalu berkahwin lagi.
Perkahwinan yang berada pada kondisi di ambang kehancuran atau yang di hancurkan oleh situasi dan kondisi, biasanya mudah sekali digoyahkan oleh peluang suami atau istri untuk jatuh cinta lagi secara diam-diam dengan orang lain itu biasanya akan dipelihara. Ditengah contoh perkahwinan yang lebih terbuka ( open marriage ) seperti rata-rata perkahwinan orang moden sekarang, lebih terbuka peluang suami mahupun istri untuk jatuh cinta dan jatuh cinta lagi. Seseorang suami mahupun istri yang mempunyai karir membuatnya boleh bergaul lebih terbuka dengan wanita atau lelaki yang mungkin lebih ideal dari teman hidupnya sendiri. Karir juga sering membawa lelaki dan wanita menemukan citarasa idealnya pada suami atau istri orang lain.
Contoh kebanyakan perkahwinan orang sekarang dinilai melalui proses ala touch and go , kata Bessel. Pergaulan lelaki dan wanita sekarang lebih cepat dan mudah membawa mereka ke kamar seks berbanding keruangan cinta. Cinta di ibaratkan menjadi identiti kepada menjurusnya hubungan seks. Ketika seks sudah membosankan atau tiada makna lagi, pertemuan tidak lagi seabadi cinta ketika mula-mula bertemu, kemudian pergi meninggalkan untuk mencari yang lain lagi.
Itulah sebabnya mengapa cinta orang sekarang tergolong cinta touch and go . Cinta yang lebih cepat tumbuh di bibir, tapi tidak dihati. Cinta seperti, cinta kalau atau cinta kerana , jenis cinta yang bersyarat. "saya mencintai awak kalau awak mahu melakukan hubungan seks dengan saya!".
Itu bererti tidak cinta lagi kalau seks tiada lagi. Atau Saya cinta awak kerana awak cantik, awak menarik dan baik. Begitu tidak cantik lagi, tidak menarik lagi dan tidak baik lagi, cinta akan tiada lagi.
Sebaliknya cinta sejati itu menurunya jenis cinta walaupun. Saya cinta awak walaupun awak tidak memberikan seks, walaupun awak sudah beruban dan menjadi nenek-nenek, walaupun awak cacat dan rupa awak menjadi buruk.
Sikap hidup hendonistik kebanyakan orang sekarang, atau kecenderungan memilih hidup pragmatis, mengiringi orang lebih memuja Puteri Diana berbanting Ibu Teressa, begitulah misalnya. Fenomena yang mengajak orang lebih suka meletakan nilai-nilainya semata membuatkan kenikmatan hidup, sudah tahu salah tapi masih buat, sebab semua orang juga melakukan begitu. Sikap snobisme begini yang membuat kadar cinta kebanyakan perkawinan sekarang Cuma imitasi (tidak tulen) belaka.
11
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Cinta Mengikut Teori PEA ~
 
CINTA itu tidak abadi! Nah, itulah kabar mutakhir tentang cinta. Kesimpulan yang amat "berani" itu dinyatakan dan ditemukan oleh seorang antropologi dari Amerika Syarikat, Helen Fischer, setelah melakukan penelitian selama bertahun-tahun. Tapi, mungkinkah cinta boleh di perkutak-katikkan semudah itu, bahkan sempat dibahas dari segi kimia dan sosial juga budaya, padahal bagi kebanyakkan orang, cinta identik dengan sebuah benda misteri? Cinta, meskipun boleh dirasakan, kononnya sangat tidak mudah untuk dimengerti. Ia boleh meluapkan kebahagiaan sekaligus kesengsaraan. Boleh menciptakan kebebasan, namun boleh juga membuat manusia bagaikan seorang tawanan.
Cinta jugalah yang menyemburkan segunung kreativiti bagi sebagian penyair ternama seperti Kahlil Gibran dalam menciptakan puisi, maupun komposer berkaliber Beet-hoven. Tapi, di sinilah membingungkannya, kadang cinta juga boleh membuat orang kehilangan semangat sekaligus mengalami kehancuran kreativiti. Jadi, kalau memang boleh diteliti secara ilmiah, cinta itu sebenarnya apa?
Dalam hubungan antara jenis pasangan terutama yang sedang dilanda asmara, fenomena cinta sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dirasakan. Nah, ketika mata bertemu pandang yang berlanjut pada persentuhan tangan, biasanya orang akan merasakan gejala yang sama:- darah mengalir lebih cepat, semburat merah muncul di pipi, peluh dingin membasahi telapak tangan, bahkan menghela napas pun jadi terasa berat. Dalam situasi seperti inilah hati bagaikan bergolak, disesaki oleh gelora cinta.
Menurut Helen Fischer seorang "peneliti cinta" di Universiti Boston, Amerika Syarikat ini lagi, reaksi romantik seperti itu timbul kerana kerja sejumlah hormon yang ada dalam tubuh, khususnya hormon yang diproduksi otak. Gelora cinta manusia yang meluap-luap tidak jauh berbezanya dengan reaksi kimia. Malangnya, senyawa antara hormon ini sangat dekat. Dan, berdasarkan teori Four Years Itch yang diumumkannya, daya tahan gelora cinta itu hanya mencapai empat tahun saja. Setelah itu, hancur tampa kesan lagi. Sebagaimana yang terjadi pada sebuah reaksi kimia, wujudnya tidak akan pernah kembali seperti semula.
Sesungguhnya pula, perasaan yang menghanyutkan dalam masa jatuh cinta tadi boleh dianalisis secara kimia. Jadi, prosesnya dimulakan pada saat mata saling bertemu. Tangan yang bersentuhan bagaikan dialiri arus eletrik. Fenomena ini sudah pasti kerana tindakbalas hormon tertentu yang ada di otak, mengalir ke seluruh saraf hingga ke pembuluh darah yang terkecil sekalipun. Inilah yang membuat wajah memerah, dan timbul perasaan "melayang". Aliran darah yang demikian cepat membuat bernafas pun menjadi berat.
Jika difikir-fikirkan, bagaimana hormon dalam otak bekerja, ketika seseorang sedang jatuh cinta? Boleh dijelaskan sebagai berikut. Ketika hubungan mata sedang berlangsung, tertanam suatu `kesan'. Inilah fasa pertama. Otak bekerja bagaikan komputer yang menyediakan sejumlah data, dan menserasikannya dengan sejumlah data yang pernah dirakam sebelumnya. Ia mencari apa yang membuat pesona itu muncul. Kalau sudah begini, bau yang ditimbulkan oleh lawan jenis pun boleh menjadi pemicu timbulnya rasa romantik.
Fasa kedua, iaitu munculnya hormon phenylethylamine (PEA) yang diproduksi otak. Inilah sebabnya ketika terkesan oleh seseorang, secara automatik senyum pun dilontarkan. Spontan, kilang PEA pun aktif bekerja ketika "wisel" mula dibunyikan. Hormon dopamine dan norepinephrine yang juga terdapat dalam saraf manusia, turut mendampingi. Hormon-hormon inilah yang menjadi pemicu timbulya gelora cinta. Setelah dua tiga tahun, efektiviti hormon-hormon ini mula berkurang.
Fasa ketiga yaitu ketika gelora cinta sudah reda. Yang tersisa hanyalah kasih sayang. Hormon endorphins , senyawa kimia yang identik dengan morfin, mengalir ke otak. Sebagaimana efek yang ditimbulkan dadah dan sebagainya, saat inilah tubuh merasa nyaman, damai, dan tenang.
Ada hormon lain yang akhir-akhir ini dihubungkan dengan cinta. Diproduksi oleh otak, hormon ini membuat saraf menjadi sensitif. Saat itulah tubuh akan didorong untuk merasakan sensasi cinta. Hormon ini pulalah yang diduga boleh mendorong terjadinya proses orgasme ketika bercinta atau melakukan hubungan seksual.
Teori tentang cinta pernah popular sekitar 9 hingga 10 tahun yang lalu. Lebih tepat sekali, ketika pendekatan ilmu faal yang membedah tubuh manusia menjadi popular. Selanjutnya, teori ini kian berkembang dan mula dihubung-hubungkan dengan bidang ilmu lainnya. Kemudianya, ada juga teori cinta dengan pendekatan bioneurologi yang melihat, membandingkan, dan mengamati struktur otak orang gila misalnya, atau psikologi dan fisiologi yang mempelajari kaitan antara perilaku manusia dan pengaruh hormon pada tubuhnya. Cinta sebenarya sama dengan emosi. Kalau emosi seringkali ditentukan oleh sejumlah hormon (terutama dalam siklus menstruasi), maka hal yang sama juga berlaku dalam proses jatuh cinta. Terutama ketika terjadi cinta pada pandang pertama, ada getaran dalam tubuh. Tapi, apakah ya, gelora cinta semata-mata ditentukan oleh hormon dalam tubuh?
Diane Lie seorang psikologi sekaligus peneliti rambang pada sebuah Universiti di Beijing membentangkan teorinya, meskipun urusan cinta boleh dijelaskan secara kimia, namun kecamuk cinta tidak semata-mata hanya ditentukan oleh aktiviti hormon, dan manusia tidak berdaya mengatasinya. Juga tidak selalu bererti bila kadar hormon berkurang, bererti getarannya pun berkurang.
Memang, pemacu semburan cinta (PEA) tadi, memiliki pengaruh kerja yang tidak tahan lama. Hormon yang secara ilmiah memiliki kesamaan dengan amfetamin ini, hanya efektif bekerja selama 2-3 tahun saja. Lama kelamaan, tubuh pun bagaikan imun, `kebal' terhadap si pemicu gelora.
Akan tetapi, sekali lagi, masih menurut Diane, proses jatuh cinta itu tidak semata-mata hanya dipengaruhi hormon dengan reaksi kimianya. Apalagi dalam proses orang bercinta hingga menikah, banyak faktor sosial lainnya yang menentukan. Contohnya proses jatuh cinta yang dalam bahasa jawa dipanggil versi Tresno Jalaran Soko Kulino" yang bermaksud datangnya cinta
kerana pertemuan yang berulang-ulang ". Demikian pula ketika kita marah dan ingin memaki orang lain, hormon memang punya pengaruh khusus, namun tetap ada faktor lain yang ikut menentukanya.
Manusia merupakan makhluk yang paling kompleks. Jika proses reaksi kimia terjadi pada haiwan, barulah teori rendahnya daya tahan PEA ini boleh dipercayai. Jadi, teori Helen Fiscer yang disebut Four Years Itch juga boleh dipatahkan.
Pendeknya, teori PEA dilandaskan pada pendekatan ilmu eksakta, sedangkan teori Four Years Itch oleh Fischer yang lingkaran penelitiannya mencakup 62 jenis kultur ini, lebih menggunakan pendekatan sosial.
Fischer, yang juga penulis buku " Anatomy of Love ", menemukan betapa kes perceraian mencapai puncaknya ketika usia perkawinan mencapai usia empat tahun. Kalaupun masa empat tahun itu telah dilalui, katanya, kemungkinan itu berkat hadirnya anak kedua. Kondisi ini membuat perkawinan mereka boleh bertahan hingga empat tahun lebih.
Jadi, kalau kita main kira-kira, rasanya boleh dikatakan seru juga. Misalnya, masa bercinta telah dilalui tiga tahun, bererti kesempatan untuk boleh mempertahankan gelora cinta hanya ada di tahun pertama perkawinan. Lalu apa yang terjadi ketika masa perkawinan menjejak tahun kedua, ketiga dan seterusnya? Cuma ada sisa-sisa, atau bahkan punah ranah sama sekali? Lalu bagaimana dengan mereka yang mengalami masa bercinta lebih dari enam tahun?
Menurut pandangan Diane, dalam hubungan suami istri atau bercinta, selain cinta, ada hubungan lain yang sifatnya friendship, (persahabatan). Kalau setelah beberapa waktu cinta itu menipis - mungkin kerana tersisihkan hal-hal lain, misalnya kerana rutin yang dilakukan adalah hal-hal yang sama juga setiap hari, lalu segalanya jadi terasa membosankan.
12
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Cinta, Murni, Semulajadi Atau Kepentingan? ~
 
Duduk dirumah gua, peti televisyen, kerusi, bola golf dari batu. Itulah filem kartun Flinstone yang mengisahkan manusia zaman purba yang mempunyai peradapan yang moden. Masalah-masalah Flinstone dan istrinya Wilma serta jirannya yang merangkap sahabat karib mereka Barney Ruble dan istrinya Betty, adalah gambaran situasi antara hubungan masa kini. Suami bekerja diluar rumah, dan istri menguruskan rumah tangga. Kadang-kadang digambarkan, betapa Wilma dan Betty cukup bersyukur kerana suami masing-masing adalah seorang lelaki biasa yang tiada istimewanya dengan segala kelemahan yang layak diterima.
Walaupun demikian, ada banyak mesej yang terselubung pada semua itu. Betapapun pesatnya kemajuan demikian dari zaman ke zaman, hubungan antara lelaki dan wanita yang paling hakiki atau yang mungkin tetap adanya.
Idealisasi cinta sepert ini memang banyak muncul di dalam berbagai cerita rakyat, legenda, atau jenis-jenis sastra yang lain. Shakespeare yang lahir pada tahun 1564 dan meninggal pada tahun 1616, menulis cinta Remeo dan Juliet melawan berbagai predikat atau budaya yang meletakan kasta sebagai undang-undang yang memisahkan manusia kepada manusia yang lain.
Watak Yoko dalam novel seni bela diri iaitu Sin Tiauw Hiap Lu yang melanggar segala peraturan adat resam sehingga menghalangi untuk wujudnya cinta yang suci dengan gurunya sendiri, Siauw Liong Lie.
Lalu bagaimana dengan kisah dalam filem Two Weeks Notice yang dilakonkan oleh pelakon terkenal Hollywood Hugh Grant dan Sandra Bullock dimana mengisahkan Wade (Hugh Grant) yang datang dari kelas konglomerat mencintai bekas setiausahanya iaitu Lucy? Hanya melakukan kerja sama dalam kerja sehingga membuatkan mereka jatuh cinta dan saling cemburu. Bukankah mereka telah melanggar sebuah hukum jika mereka berada di India yang mengamalkan undang-undang yang membezakan latarbelakang seseorang melalui apa yang dinamakan kasta. Namun ia hanyalah sebuah filem. Tetapi moralnya adalah, walaupun mereka datang dari kelas yang berlainan, tetapi mereka saling melengkapkan antara satu dengan yang lain. Kerana setiap kelebihan yang ada pada Wade, tidak ada pada Lucy. Dan begitulah sebaliknya.
Maka wajar muncul pertanyaan tentang cinta antara lelaki dan wanita itu yang melulu secara semulajadi atau ada intervensi dari proses kebudayaan. Seberapa jauh ia tetap murni dan alamai oleh berbagai perhitungan yang paling masuk akal sekalipun.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University Of Pittsburgh, Amerika Syarikat, yang telah diumumkan pada bulan Februari tahun 2002, telah menyimpulkan bahawa cinta murni tumbuh berdasarkan pada persahabatan.
umumnya orang berpendapat bahawa cinta adalah persahabatan yang mendalam yang dipuncaki oleh gairah seksual, namun tidak bergantung sepenuhnya pada unsur seksual, menurut ahli psikoligi Irene Frize, yang bersama para mahasiswanya dari universiti tersebut menjalankan penelitian sejak tahun 1997.
Kumpulan penelitian ini bertanya kepada 166 orang yang berusia diantara 18 hingga 50 tahun, dimana semuanya sedang asyik dimabuk cinta. Mereka diminta menggambarkan cinta yang sedang mereka nikmati.
Para peneliti itu kemudian menganalisis setiap jawapan dan membahagikanya kepada 5 corak kategori cinta. Pembahagian ini terjadi mengkut cara psikologi Amerika Syarikat John Lee yang mempelajari hal demikian sejak 20 tahun lalu, dan menyatakan setiap golongan dalam istilah-istilah yunani.
Satu diantara lima corak kategori itu adalah Eros yang mempunyai sifat fizikal dan gejolak asmaranya yang kerap muncul hanya seketika. Kedua, ialah Lidus yang sangat mudah adalah cinta sesaat dengan beberapa pasangan. Ketiga, Mania yang memberikan tumpuan pada seorang kekasih. Keempat adalah Stroge , iaitu jenis yang sangat tenang, kekasih adalah datang dari dasar persahabatan, namun sesekali diwarnai oleh gairah asmara. Dan kelima ialah, Agape yang menuntut pengorbanan tampa mengira apakah cinta mereka dibalas atau sebaliknya.
Majoriti dari hasil kajiselidik yang dijalankan mengaku termasuk dalam corak kategori Stroge , sebuah cinta yang berdasarkan persahabatan. Jawapan ini datang baik dari hubungan yang telah berlansung lama mahupun yang baru mula, serta baik dari pihak lelaki mahupun wanita.
Umumnya ramai orang menjangkakan bahawa kalangan lebih muda akan termasuk kedalam corak kategori Eros '. Namun kami tidak menemukan tanda-tanda seperti itu. Corak Stroge ' jauh lebih banyak, kata Irene Freize yang memimpin penelitian itu kepada Reuters.
Memang sulit mendapatkan jenis hubungan yang sama sekali tidak berkaitan dengan nafsu seks. Menurut Freize lagi, Menurut pendapat saya, hubungan yang sempurna adalah gabungan dari kedua-dua sisi itu.
Hasil penelitian terbaru itu telah menyimpang dari gambaran tentang cinta di kalangan masyarakat Amerika Syarikat. Selama ini cinta dianggap mudah mencucurkan air mata, seperti yang sering muncul dalam novel-novel percintaan dan filem-filem Hollywood.
Tidak ada disitu disebut tentang kesetiaan, dimana pada banyak masyarakat di berbagai negara dunia ini yang masih menganggap salah satu dasar hubungan yang baik. Sebabnya adalah mudah sahaja, kerana adat atau situasi dan kondisi sosial budaya memang berbeza. Kalau begitu, pertanyaanya adalah, apakah cinta itu melulu atau ada campur tangan dari proses kebudayaan, masih selalu punya peluang untuk diperkatakan.
13
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Cinta, Kuasa Dan Kekuasaan ~
 
BANYAK orang berkata dan meyakini bahwa dirinya mencintai orang lain. Pecinta mengatakan bahwa dirinya mencintai kekasihnya. Suami mengatakan bahwa ia mencintai istrinya. Guru-guru mengatakan bahwa mereka mencintai murid-muridnya. Para ibu bapa mengatakan bahwa mereka mencintai anak-anaknya. Dan negara juga mengatakan bahwa ia sangat mencintai rakyatnya.
Sampai sekarang, kita tidak tahu apa erti sesungguhnya dari kata cinta dan mencintai. Para ahli falsafah menafsirkan dan menjelaskannya dengan berbelit-belit, yang justru membuat kita kebingungan. Maka tidak hairan jika kemudian setiap orang memilih untuk menafsirkan sendiri kata tersebut. Dengan cara itu, setiap orang punya penafsiran sendiri tentang cinta, tanpa harus terkongkong oleh logosentrisme definisi cinta yang dibuat oleh mereka kaum intelektual.
Dari common-sense masyarakat, cinta dapat difahami sebagai sebuah rasa perhatian dan kasih sayang terhadap yang lain. Cinta adalah pancaran perdamaian, persahabatan, keakraban, kepedulian terhadap sesama. Dari pemahaman yang sederhana dan simplistis ini, cinta dapat dimasukan dalam kerangka pembentukan peradaban yang manusiawi, peradaban yang menjamin hak untuk mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, mempedulikan dan dipedulikan.
Semua agama mengajarkan tentang cinta. Rgveda, Atharwaveda dan Yajurveda dalam Hindu serta Bible dalam Kristain banyak mengajarkan tentang pentingnya cinta terhadap sesama. Begitu juga dengan Budha dan Islam. Dalam sebuah Hadist disebutkan bahwa, 'Tuhan tidak akan mencintai seseorang hingga ia mencintai jiran-tetangganya (orang lain selain dirinya) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri'.
Projeksi dari cinta boleh jadi macam-macam. Seorang pecinta membahasakan cintanya terhadap kekasihnya dengan cara mendatangi, memperhatikan dan mempedulikannya. Guru membahasakan cinta terhadap murid-muridnya dengan bimbingan dan pendidikan yang setulusnya. Ibu bapa membahasakan rasa cintanya terhadap anak-anaknya dengan memperhatikan, melindungi, mencukupi keperluan, serta memikirkan masa depan sang anak. Sedang negarawan atau negarawanita membahasakan cinta terhadap rakyatnya dengan pembangunan, perkhidmatan atas keperluan rakyat dan pelbagai keperluan insfratuktur.
KEMUDIAN apakah cinta yang begitu agung dan tulus itu sudah terjelma dalam kehidupan sehari-hari? Jawabnya adalah belum. Mengapa? Karena cinta yang selama ini ada masih diwarnai dengan naluri kepemilikan, pengaturan dan penguasaan. Dan itu nampaknya sudah dianggap wajar dan diterima begitu saja (taken for granted). Para pecinta masih banyak yang membatasi ruang gerak kekasihnya dengan berbagai alasan, dimana ini boleh membunuh kreativiti serta produktiviti si kekasih. Para guru masih banyak yang mendiskreditkan muridnya, kerana keberanian sang murid dalam melontarkan kritikan terhadapnya. Dalam sistem kekeluargaan, fenomena ini pun sering terjadi. Orang tua mengawal anak-anaknya dengan begitu ketat dan menekankan si anak untuk mengikuti segala nasihat-nasihatnya, keinginannya, kemauannya, ambisi-ambisinya, tanpa memberi kebebasan kepada si anak untuk memilih. Maka yang terjadi kemudian adalah tekanan psikologi yang membuat anak rasa terpaksa dari dirinya dan dari apa yang dilakukannya.
Di sini dapat dilihat bahwa pecinta, guru dan ibubapa lebih mencintai dirinya sendiri daripada kekasihnya (murid dan anaknya). Dengan apa yang mereka lakukan, sebenarnya mereka ketakutan jika kuasa dan autoritinya yang tertanam dalam diri orang-orang yang mereka cintai itu pudar.
Dalam sebuah sistem kekuasaan, naluri pengaturan dan penguasaan itu kelihatan semakin jelas. Bahkan jika kita melihat berbagai fakta yang ada, terlihat bahwa unsur kuasa lebih dominan dari unsur cinta. Kita boleh bercermin dengan negara kita sendiri. Negara, yang dalam perkembangannya di identikkan dengan pemerintah, penguasa, state, memang boleh diakui telah memperhatikan nasib rakyatnya. Namun sayang, projeksi dari rasa cinta negara itu seringkali tidak sebanding dan seimbang dengan rasa kuasa yang timbul.
Rakyat diberi makan melalui peluang-peluang pekerjaan, tetapi tidak boleh menuntut lebih banyak. Tidak boleh bercakap terlalu banyak tentang ini dan itu, kerana tidak sesuai dengan budaya sendiri, tidak boleh berbuat ini dan itu, kerana boleh mengganggu stabiliti. Dengan alasan demi kepentingan dan kebaikan rakyat, negara mengatur, mengawal, menguasai, bahkan menindas, yang semua itu tidak lain adalah projeksi rasa cinta negara terhadap dirinya sendiri, terhadap kekuasaannya, terhadap status-quo.
Dari realiti di atas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa cinta yang ada selama ini selalu berbalut erat dengan kuasa. Rasa cinta selalu diiringi dengan penguasaan, pengaturan, yang justru boleh mengaburkan tentang adanya cinta. Cinta bukan lagi pengorbanan, tetapi tuntutan. Dan jika tuntutan tidak dipenuhi, seringkali terjadi kekerasan, baik kekerasan fizikal mahupun psikologi, yang sangat bertentangan dengan prinsip dasar cinta yang ramai, penuh kasih dan penuh kedamaian.
Cinta yang terbalut erat dengan kuasa dan dominasi itu oleh Erich Fromm didefinisikan sebagai akibat dari pemahaman keliru tentang cinta. Selama ini, cinta dianggap sebagai sesuatu yang dapat dimiliki, dimana dari itu muncul naluri untuk mengatur dan menguasai. Cinta dalam masyarakat sekarang adalah cinta yang didasarkan pada modus memiliki (to have) dan bukan didasarkan pada modus menjadi (to be).
Yang ada dalam masyarakat sekarang adalah keinginan untuk memiliki cinta, bukannya keinginan untuk mencintai. Dengan modus ingin memiliki (to have) ini, cinta menjadi beku dan tidak membebaskan, kerana ada yang menjadi subjek dan ada yang menjadi objek, ada yang menguasai dan ada yang terkuasai.
Menurut Erich Fromm cinta harus mengandung unsur pembebasan dan pemerdekaan, bukan penguasaan apalagi penindasan. Untuk mewujudkan cinta yang membebaskan ini - Erich Fromm menyebutnya sebagai cinta produktif - harus memiliki elemen-elemen dasar yaitu: perlindungan, tanggung-jawab, penghormatan dan pengetahuan. Begitulah sedikit sebanyak yang telah dihuraikan oleh Erich Fromm dalam bukunya Man for Himself, 1947.
Perlindungan dan tanggungjawab menunjukkan bahwa cinta adalah sebuah aktiviti dan bukan sebuah nafsu dimana olehnya orang terkuasai, dan bukan sebuah pengaruh (affect) yang mana orang terpengaruh olehnya. Dalam perlindungan dan tanggung jawab yang ada hanya kerelaan untuk berbuat dan berkorban, tanpa diwarnai tuntutan untuk diakui, diikuti, ditaati, apalagi ditakuti.
Ibubapa yang mencintai anaknya berbuat untuk anaknya tanpa keinginan agar si anak taat dan patuh kepadanya, mengakui autoriti dan kekuasaannya sebagai orangtua. Negara pun begitu. Negara yang mencintai rakyat adalah negara yang berbuat untuk rakyat, berkorban untuk rakyat, berbicara atas kepentingan rakyat, dan bukan negara yang selalu ingin dipatuhi dan ditakuti oleh rakyat dengan cara menetapkan berbagai peraturan yang tidak memerdekakan rakyat. Pencekalan, kezaliman serta pelarangan untuk berpendapat, bersuara dan bersyarikat (mempunyai kesepakatan) adalah watak-watak yang melekat dalam sesebuah negara yang tidak mencintai rakyatnya.
Perlindungan dan tanggung jawab adalah unsur asas dari cinta. Dari situlah cinta dapat dinilai, apakah yang ada memang cinta atau hanya keinginan untuk memiliki dan menguasai. Namun cinta akan membusuk dan layu jika hanya didasari pada semangat perlindungan dan pertanggungjawapan sahaja, tanpa diiringi dengan dua unsur lainnya, iaitu penghormatan dan pengetahuan.
Dengan penghormatan, diharapkan cinta akan terbebas dari penguasaan, karena penghormatan menunjukkan pengakuan atas autonomi yang dicintai. Penghormatan diorientasikan untuk mengikis rasa kepemilikan dan penguasaan yang dapat muncul dari aktiviti perlindungan dan tanggungjawab. Ini tidak lepas dari kecenderungan masyarakat - apalagi lembaga kekuasaan - sekarang, yang merasa punya hak ketika sudah berkorban untuk orang lain.
Namun penghormatan akan buta jika tanpa pengetahuan atas yang dicintai. Di sini dituntut adanya sikap jujur dan realiti dalam menyingkapi dan mengamati, menghormati dan melindungi yang dicintai. Dalam konteks kebangsaan, ini boleh dikaitkan dengan nasionalisme. Nasionalisme selama ini difahami sebagai kecintaan dan pembelaan yang membabi-buta terhadap bangsa sendiri, tanpa kejujuran untuk bercerminkan diri. Kemunculan nasionalisme yang membabi-buta ini kelihatan dari ada-nya ungkapan right or wrong is my country. Maka cukup beralasan jika Erich Fromm dalam The Sane Society -nya menyebut nasionalisme sebagai inzes zaman ini, berhala kita, ketidak-sihatan, yang dipuja melalui patriotisme. Patriotisme yang dimaksud Fromm adalah sikap meletakkan bangsa sendiri di atas kemanusiaan, di atas prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.
DARI apa yang terungkap di atas, kita melihat bahwa elemen-elemen dasar dari cinta boleh menjadi dasar bagi terciptanya sebuah kekuasaan yang ramah, adil dan bertanggungjawab. Jika kita disuruh memilih antara kekuasaan yang berdasarkan cinta dan kekuasaan yang berdasarkan logik kuasa, maka tentu kita akan memilih yang pertama. Hanya orang-orang 'gila' saja yang akan memilih yang kedua.
Kekuasaan yang berasaskan nilai-nilai cinta akan mampu mengambil hati rakyat, memenuhi keperluan dan kepentingan rakyat. Sedang kekuasaan yang berasaskan atas semangat naluri kuasa hanya akan menimbulkan kesenjangan, ketidak-adilan, sentralisasi kekuasaan untuk kepentingan golongan, parti, keluarga, bahkan seseorang individu.
Kekuasaan yang dibangun di atas semangat kuasa hanya akan menciptakan kekuasaan ala Fir'aun, yang tega membunuh anak-anak bangsanya demi kepentingan dan kelanjutan kekuasaannya. Politik yudzabbihuna abna'akum (menyembelih anak-anaknya sendiri), itulah yang akan terjadi.
Untuk menilai sebuah kekuasaan apakah ia dibangun di atas cinta atau kekuasaan, sebenarnya boleh dengan cara melihat sejauh mana kekuasaan itu dicintai oleh rakyatnya. Jika rakyat masih banyak yang menangis, berteriak dan menjerit, tidak puashati dan jengkel, maka kita patut meragukan bahwa kekuasaan itu dibangun di atas prinsip cinta.
14
 
 
Tentang Cinta
Syaiful Bakri
 
~ Cinta & Kebencian ~
 
Tenaga apakah yang menggerakkan kehidupan?. Cinta dan kebencian. Kedua-dua itulah yang mewarnai sejarah hidup manusia menjadi putih atau hitam. Kerana cinta, Adam dan Hawa bersatu. Kerana cinta, Taj Mahal di India terbina. Dan banyak lagi bukti di dalam dunia nyata ini betapa angungnya cinta itu.
Berawal dari cinta, cerita kehidupan diputar. Tapi sayang, sejak awal mula kisah sejarah manusia ini, cinta telah dikotori oleh kebencian. Kebencianlah yang menyebabkan Qabil membunuh Habil, sebuah tragedi paling tragis untuk pertama kalinya dalam sejarah kemanusiaan. Pembunuhan manusia oleh manusia. Ya, cinta dan kebencian pulalah yang saat ini kita saksikan
meramaikan drama kehidupan. Dunia ini dipenuhi dengan kisah cinta yang begitu mempesona, juga kisah kebencian yang sangat memilukan.
Cinta membuat dunia menjadi kelihatan 'hidup', damai, sejuk, indah, penuh pesona. Sebaliknya kebencian menjadikan dunia ini nampak membujur kaku seperti mayat, seperti perkuburan. Aromanya menyengat tak ubahnya bangkai. Bunga-bunga menjadi layu. Setiap mata menatap penuh kekosongan, kesedihan dan kepiluan.
Cinta menawarkan titis-titis air yang sungguh menyejukkan. Setiap titisannya menghidupkan jiwa yang gersang. Tiap titisannya adalah syurga. Kebencian menyebarkan aroma darah, menitiskan air mata. Tiap titisnya membuat jiwa menjadi gersang. Tiap titisnya adalah api, membakar kehidupan. Panas yang luar biasa. Cinta menggerakkan kebaikan. Kebencian memunculkan kejahatan. Sejarah kebaikan adalah sejarah cinta. Sejarah kejahatan adalah sejarah kebencian. Maka tebarkanlah cinta di segenap penjuru dunia. Berjalanlah dengan cinta. Siramlah setiap relung jiwa yang hampa dengan cinta, niscaya ia menjadi hidup dan penuh pesona.
Pada tahun 1932 Albert Einstein menulis surat kepada Sigmund Freud untuk bertanyakan pendapatnya. Antara kandungan suratnya berbunyi, Apa yang dapat dilakukan manusia agar terhindar dari kutukan peperangan?
Pertanyaan itu muncul barangkali kerana dunia pada masa itu mash dihantui oleh Perang Dunia Pertama yang mengejutkan manusia diseluruh eropah, justeru akibat kerosakan dan penderitaan yang harus ditanggung oleh mereka. Sebagai seorang yang mempunyai keahlian ilmu jiwa, Freud menjelaskan dalam surat yang ditulis sebagai esei yang terkenal iaitu Why War (Mengapa Perang).
Dia menghuraikan tentang adanya dua insting atau lebih mudah disebut sebagai sifat utama manusia iaitu insting Cinta dan insting Benci.
Insting cinta itu baik. Kerana manusia yang memiliki insting ini akan mempunyai sikap positif dengan membawa kepada sikap peduli dan saling memberikan kasih sayang. Ini mengandaikan adanya kepedulian terhadap hidup orang lain, keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain.
Namun begitu insting ini juga membawa sekaligus insting kebencian kalau sikap cinta dan kasihnya terhadap orang lain disertai dengan niat memiliki kepada yang dicintainya itu. Dengan itikad ingin memiliki itu, maka terjadilah penguasaan, diktator dan penjajahan dari sipencinta kepada yang dicintai.
Dan kalau perasaan merasa tidak bebas dari yang dicintai ini memberontak, maka terjadilah konflik. Dan konflik ini selalunya diakhiri dengan pemberontakan dan saling mengadu kekuatan. Siapa yang kalah akan menjadi hamba dan siapa yang memang akan menjadi majikan atau dengan kata lain menjadi penguasa.
Maka dari itu bermulalah penderitaan manusia. Pada dasarnya hal-hal yang mirip dengan kedaan sedemikian dapat dilihat dalam praktikal kehidupan sehari-hari kita. Contohnya kedua ibubapa sering mengatakan dirinya sangat mencintai anak-anaknya, seringkali berubah menjadi diktator kepada anak-anaknya. Mereka mahu membentuk anak-anak itu mengikut kemahuanya sendiri.
Anaknya mesti menjadi seorang doktor agar hidupnya kelak tidak sia-sia dan mempunyai masa depan yang baik meskipun si anak merayu mahu memilih jurusan dalam bidang kesastrawan atau mungkin bidang-bidang lain yang sangat jauh bezanya dari bidang kedoktoran. Inilah salah satu konflik yang banyak terjadi dalam masyarakat kita. Bila hal-hal ini terjadi, kebanyakkan dari orang tua akan mengunakan kuasa veto' mereka kepada si anak tadi supaya harus mengkuti kemahuanya. Dalam hal ini, kebahagiaan siapakah yang ingin diwujudkan? Kebahagiaan ibu bapa atau kebahagiaan anak?
Dalam akhbar harian atau tabloit mingguan seriang kita membaca tentang berita ada seorang lelaki yang telah beristri mencintai seorang gadis yang masih dara. Lalu cinta si lelaki tadi berbalas. Akan tetapi apabila istri kepada si lelaki tadi mengetahui bahawa suaminya mencintai wanita lain yang masih muda jelita apa lagi ianya masih dara, berkobarlah rasa bencinya dan dengan begitu tega membunuh si wanita jelita yang dicintai suaminya itu.
Insting cintanya telah berubah menjadi insting merosakan dan membenci, kerana lelaki yang telah mempunyai istri tadi ingin memiliki si gadis bagi kesenanganya sendiri. Boleh jadi juga si istri yang sebelum itu sangat mencintai suaminya akan turut sama membunuh suaminya kerana cintanya telah bertukar menjadi benci dengan mendadak.
Ada juga sebuah sekolah yang sangat ingin menjadi sekolah terbaik dalam negeri itu bahkan sangat ambisi untuk menjadi salah satu dari 10 buah sekolah yang terbaik dalam negara dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi yang secara luaranya sangat terpuji. Maka demi ambisinya itu pemimpin sekolah tersebut sama ada Pengetua atau Guru Besar termasuk guru-guru pengajar menjadi diktator atas murid-muridnya. Dijalankan disiplin yang keras dan berunsur paksaan untuk belajar di luar kewajaran. Hari-hari murid, di sekolah atau dirumah, harus diisi dengan belajar dan belajar. Murid-murid dijadikan korban atas ambisi dan cita-cita sekolah.
Dari episod-episod diatas dengan mudah kita membuat kesimpulan betapa insting cinta boleh berubah menjadi insting benci jika disertai niat menguasai.
Ajaran-ajaran moral terbesar dalam sejarah umat manusia selalu menekankan adanya kasih sayang, cinta antara sesama manusia. Cintailah orang lain seperti saudaramu, meskipun ia berlainan budaya, berlainan kelas sosial, berlainan bangsa, berlainan negara, berlainan agama, usia, keturunan hingga berlainan taraf kehidupan.
Cinta menyatukan, mendamaikan, membahagiakan dan menyenangkan. Kebencian pula melahirkan konflik, kekerasan, perosakan, kebinasaan dan kehancuran umat manusia.
Seperti yang dikatakan Freud, naluri cinta itu berubah menjadi benci kalau disertai dengan nafsu ingin memiliki, iaitu dijadikan objek yang dicintai itu sebahagian dari kebahagiaan dirinya sendiri. Pemikiran ini dikembangkan oleh Erich Fromm dalam bukunya yang terkenal To Have and To Be (Memiliki Dan Menjadi).
Cara hidup ingin memiliki sebenarnya adalah naluri cinta yang berakhir dengan penderitaan, kerosakan, kebinasaan sehingga kematian dari yang dicintai. Cara hidup menjadi inilah hakikat cinta manusia yang sesungguhnya.
Kita mencintai seseorang bukan demi kepentingan semata-mata, tetapi demi yang kita cintai agar tumbuh dan berkembang mencapai kebahagiaanya sendiri. Dengan menolong orang lain, kita menjadi seorang penolong. Dengan memberi kepada orang lain, kita akan tumbuh menjadi seorang pemberi. Dengan melakukan kebaikan terhadap orang lain, diri kita akan tumbuh menjadi orang baik.
Nafsu ingin memiliki ini pula berpusat pada kepentingan diri sendiri. Dengan memiliki kita akan menguasai dan bebas mempergunakan kepemilikan kita untuk kebahagian kita sendiri.
Dalam cara mencintai dan cara hidup ini, maka harus ada yang manjadi korban kepemilikan. Anak menjadi korban kepemilikan ibubapa, si gadis menjadi korban nafsu seksualiti lelaki beristri, murid-murid menjadi korban atas pemburuan ranking nasional. Dari hal demikian, siapakah yang sebenarnya bahagia? Kita mencintai anak-anak kita justeru kerana sedar bahawa mereka adalah manusia dengan karakter dan bercita-cita lain dan tidak sama dengan kita sebagai ibubapanya. Kewajipan cinta kita pada mereka adalah membantu mewujudkan apa yang di inginkan dan apa yang boleh membantu mereka bahagia oleh kita kepada mereka yang kita cintai.
Mencintai , menolong, membantu, berbuat baik kepada orang lain boleh berubah menjadi tindakan diktator dan berakhir dengan jatuhnya korban percintaan, kalau kondisi dan keperluan yang kita cintai tidak di perhitungkan. Mencintai orang lain, berbuat baik untuk orang lain, ternyata tidak semudah yang kita duga. Mencintai dan berbuat baik itu bukan sekedar niat dan tindakan, tetapi juga dengan pengenalan, pengetahuan, pengorbanan, strategi terhadap yang kita cintai dan yang paling utama adalah keikhlasan mencintai tampa ada mempunyai rasa ingin memiliki terhadap sesuatu yang kita cintai itu. Kalau tidak demikian, maka cinta boleh menjadi malapetaka bagi yang kita cintai itu.
Kalau anda jatuh cinta, anda ingin tahu secara terperinci hidup orang yang anda cintai. Misalnya ketika pertama kali bertemu dalam kereta api atau dalam bas dalam sebuah perjalanan yang panjang. Bagaimana riwayat hidupnya, keluarganya, bintang horoskopnya, kesihatanya, cita-citanya dan lain-lain dalam erti kata hal-hal yang terpenting dalam hidupnya. Dan anda mempergunakan taktik melalui informasi itu untuk menyusun strategi bagaimana lebih jauh menaklukan hatinya.
Kalau kita mencintai orang miskin, orang menderita stres (dalam tekanan), orang kena musibah, orang yang sedang bingung, maka kita harus berbuat yang sama sepertinya dan turut merasakan betapa anda simpati dan ingin membahagiakannya.
Surat Einstein kepada Freud menyangkut hal-hal berkenaan dengan perang dan penderitaan serta membuat beberapa andaian kemungkinan lenyapnya spisis bernama manusia akibat perang dimuka bumi ini. Konflik kepentingan, kepemilikan, pemusnahan adalah naluri kebencian manusia. Seperti cinta, manusia juga harus mengenali, memahami dan merasakan akibat kebencian terhadap orang lain.
Dannion Brinkley yang menceritakan pengalaman mati sehingga dua kali dalam bukunya yang bertajuk Saved By The Light, mengisahkan bagaimana dirinya merasa rendah dan hina oleh kejahatan-kejahatanya memukuli orang lain semasa hidupnya. Ia bukan sahaja ingat secara terperinci akan perbuatanya, tetapi juga suasana dan perasaan si korban semasa dia menganiayanya. Dengan mengenali dan merasakan akibat kejahatanya, jiwa Brinkley menilai perbuatanya sendiri yang tidak baik itu. Mengenali dengan baik penderitaan, kebahagiaan, keinginan, kekuatan dan kelemahan yang kita cintai atau kita benci, kiranya dapat mengajar dan memberikan keinsafan kepada kita agar kita mencintai orang lain dengan lebih baik dan benar.
Mencintai sesama manusia itu tidak semudah yang difikirkan. Lebih mudah untuk ditulis dan dihuraikan serta dianalisis dari dijalankan atau di praktikalkan. Sebab cinta itu perbuatan nyata tetapi juga tidak nyata. Kerana ia melibatkan perasaan yang disertai dengan niat yang baik. Dan niat itu juga haruslah dibekali dengan keikhlasan dari keinginan untuk memiliki dan menguasai. Dan perasaan serta perbuatan itu hanya ada dalam diri si pencinta dan yang dicinta. Maka pengetahuan dan pengenalan ketiga unsur cintai itu harus di fahami sebelum terlibat dengan apa yang dinamakan CINTA.
15